Ponorogo, IDN Times – Momen upacara bendera 17 Agustus di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak jadi sorotan. Pasalnya, bendera Merah Putih tersangkut di tengah tiang karena tali pengait macet. Situasi sempat membuat peserta panik, namun akhirnya diselamatkan oleh seorang pemuda setempat.
Merah Putih Tersangkut, Pemuda di Ponorogo Nekat Panjat Tiang

Intinya sih...
Tali macet, upacara nyaris gagalInsiden terjadi pada Minggu (17/8/2025) pagi. Saat pasukan pengibar bendera menaikkan Sang Merah Putih, tali pengaitnya mendadak macet. Bendera pun berhenti di tengah tiang dan membuat suasana hening berubah jadi riuh.
Siswanto alias Mas Manto jadi “pahlawan panjat tiang”Di tengah kepanikan itu, Siswanto atau akrab disapa Mas Manto maju dengan penuh keberanian. Tanpa pikir panjang, ia memanjat tiang bendera tanpa alat bantu demi membetulkan tali.
Bendera akhirnya berkibarSetelah perjuangan singkat, lanjut pak Kades,
1. Tali macet, upacara nyaris gagal
Insiden terjadi pada Minggu (17/8/2025) pagi. Saat pasukan pengibar bendera menaikkan Sang Merah Putih, tali pengaitnya mendadak macet. Bendera pun berhenti di tengah tiang dan membuat suasana hening berubah jadi riuh. Semua mata tertuju ke tiang bendera, sementara petugas tampak kebingungan mencari cara.
2. Siswanto alias Mas Manto jadi pahlawan panjat tiang
Di tengah kepanikan itu, Siswanto atau akrab disapa Mas Manto maju dengan penuh keberanian. Tanpa pikir panjang, ia memanjat tiang bendera tanpa alat bantu demi membetulkan tali.
Menurut Kepala Desa Suharyanto, aksi itu benar-benar spontan. “Itu tanggung jawabnya tinggi. Padahal naik pohon kelapa saja nggak pernah. Tapi karena baut pengaitnya ada empat dan sulit dibuka, ya langsung nekat naik,” ujarnya.
3. Bendera akhirnya berkibar
Setelah perjuangan singkat, lanjut pak Kades, Mas Manto berhasil membetulkan tali yang macet. Begitu Sang Merah Putih kembali berkibar dengan gagah di puncak tiang, seluruh peserta langsung bersorak lega.
"Suasana upacara kembali khidmat. Peserta upacara yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, petani, tenaga kesehatan, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat, semua jadi saksi keberanian Mas Manto," pungkasnya.
Bagi warga Wagir Kidul, peristiwa ini jadi pengingat bahwa meski bendera sempat macet, semangat kemerdekaan rakyat Indonesia tak pernah berhenti di tengah jalan.