Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Riyanto
Tumpukan menu MBG yang disajikan kepada para siswa. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Dua menu utama program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sine Ngawi terkontaminasi bakteri berbahaya, yakni ayam lada hitam dan sayur brokoli.

  • Tim Dinas Kesehatan Ngawi menguji 15 sampel makanan, air dari depo pengolahan makanan, dan muntahan siswa, menemukan bakteri yang sama dengan yang ditemukan pada dua menu makanan tersebut.

  • Penyebab kemunculan bakteri diduga berasal dari kebersihan pengolahan makanan dan air yang digunakan selama proses masak, memicu peringatan keras untuk memperketat pengawasan kualitas bahan makanan dan kebersihan dapur pengolahan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ngawi, IDN Times – Misteri penyebab puluhan siswa di Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, mengalami keracunan massal akhirnya terungkap. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan pada Selasa (30/9/2025) lalu mengandung bakteri berbahaya.

Program yang sejatinya bertujuan menyehatkan siswa itu justru menyebabkan 54 pelajar SMKN 1 Sine dan SMP Muhammadiyah 4 Ngawi tumbang dengan gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah.

1. Dua menu terbukti terkontaminasi bakteri

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi (SDMKF) Dinas Kesehatan Ngawi, Dhina Handayani. IDN Times/Riyanto.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi (SDMKF) Dinas Kesehatan Ngawi, Dhina Handayani, menyebut hasil uji mikrobiologi dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya menemukan bakteri pada dua menu utama MBG, yakni ayam lada hitam dan sayur brokoli.

“Ayam lada hitam positif mengandung Bacillus cereus, sementara sayur brokoli positif Staphylococcus aureus,” ungkap Dhina, Kamis (16/10/2025).

Kedua jenis bakteri itu dikenal dapat menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah, dan diare — gejala yang persis dialami para siswa saat kejadian.

2. Sampel makanan dan muntahan siswa diuji

Sebanyak 18 siswa diduga Keracunan MBG masih dirawat di Puskesmas Grambe. IDN Times/Riyanto.

Tim Dinas Kesehatan Ngawi mengirim 15 sampel makanan untuk diuji, termasuk nasi putih, ayam lada hitam, tempe goreng, sayur brokoli-wortel-kapri, dan buah anggur. Selain itu, dua sampel air dari depo pengolahan makanan SPPG milik Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan serta satu sampel muntahan siswa juga diperiksa.

Menariknya, hasil uji dari muntahan siswa juga menunjukkan bakteri yang sama dengan yang ditemukan pada dua menu makanan tersebut. Hal itu memperkuat dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari makanan MBG yang dikonsumsi para siswa.

“Untuk sampel air memang tidak ditemukan bakteri, tetapi kualitasnya belum memenuhi standar,” jelas Dhina.

3. Diduga karena kebersihan pengolahan makanan

Sebanyak 18 siswa diduga Keracunan MBG masih dirawat di Puskesmas Grambe. IDN Times/Riyanto.

Menurut Dinkes Ngawi, penyebab utama munculnya bakteri kemungkinan berasal dari kebersihan pengolahan makanan dan air yang digunakan selama proses masak. Sebagai tindak lanjut, pihaknya telah mengirimkan surat kepada SPPG untuk segera melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) serta mengevaluasi kembali penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan tersebut.

“Kami masih menunggu keputusan lebih lanjut terkait keberlangsungan dapur SPPG tersebut,” imbuhnya.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya menjadi langkah pemerintah untuk memastikan siswa di daerah terpencil mendapatkan asupan makanan sehat dan bergizi. Namun, kejadian di Sine menjadi peringatan keras agar pengawasan terhadap kualitas bahan makanan dan kebersihan dapur pengolahan diperketat.

Editorial Team