Aksi mahasiswa BEM dan DPM FH UB mengkritik sikap Presiden Jokowi. (Dok. BEM FH UB)
Dylan menyatakan sikap yang mereka tunjukkan kepada Presiden Jokowi untuk melihat beberapa hal yang dirasa perlu untuk mengembalikan koridor demokrasi di Indonesia saat ini dengan memperhatikan beberapa poin. Pertama, mengutuk segala tindakan Presiden Jokowi yang didasarkan atas kepentingan pribadi dengan menggunakan alat serta sumber daya negara untuk melanggengkan kekuasaannya.
Kedua, menuntut agar kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui pemilihan umum tahun 2024 dijalankan tanpa intimidasi dan intervensi dari alat kekuasaan negara. Ketiga, mendesak agar seluruh jajaran kabinet yang terlibat secara langsung dalam pemilihan umum untuk segera mengundurkan diri dan tidak menggunakan alat kuasanya dalam rangka mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres.
"Keempat, kami menuntut agar aparatur sipil negara baik ditingkat pusat, maupun yang berada di tingkat daerah untuk menjaga netralitas selama pelaksanaan pemilu. Kelima, menuntut agar revisi Undang-Undang Pemilu yang berkenaan dengan keterlibatan presiden dan alat kuasa lainnya secara langsung dalam pemilu untuk secepatnya disahkan. Terakhir, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun kesadaran kolektif akan kebutuhan untuk memperbaiki tatanan demokrasi dan koridor konstitusi di Indonesia," tegasnya.