Dalam menunjang kesetraan gender, ia telah membuat berbagai kebijakan. Yakni dengan memberikan akses kepada perempuan untuk menjadi pimpinan lembaga di beberapa unit di Unesa seperti menjadi ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Dekan, Wakil Dekan, Senat, Satuan Tugas, Ketua Lembaga, Ketua Jurusan, dan Ketua Prodi. 16 laki-laki yang menjadi pejabat tinggi di level Universitas mulai Rektor sampai dengan Dekan, sementara itu ada lima belas perempuan yang menempati posisi seperti Ketua Lembaga, Satuan Tugas, dan Dekanat.
"Akses beasiswa diberikan kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan tanpa memandang jenis kelamin, baik untuk beasiswa pendidikan di dalam negeri maupun di luar negeri," terangnya.
Pihaknya mengaku juga menyiadakan fasiltas yang menunjang kesetaraan gender salah satunya adalah adanya ruang untuk kebutuhan laktasi. Akan tetapi, fasilitas ini hanya terdapat di beberapa fakultas saja seperti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Ilmu (FIP) Sedangkan di fakultas dan tempat publik lain seperti Rektorat, perpustakaan, pusat bahasa, dan masjid kampus belum tersedia.
"Di fakultas yang belum tersedia ruang laktasi, para ibu menggunakan musholla di jurusan maupun ruang yang dianggap nyaman sebagai tempat laktasi," kata Nurhasan.
Fasilitas lain seperti penunjang fungsi reproduksi perempuan adalah tempat penitipan anak di tingkat perguruan tinggi sudah ada dan dikelola oleh Dharma Wanita Unesa. Namun demikian, keberadaan penitipan anak hanya tersedia di kampus Ketintang, sementara untuk kampus yang bertempat di wilayah Lidah Wetan, masih belum terfasilitasi.