Surabaya, IDN Times - Mata Jordan (17) fokus pada kain kanvas dihadapannya. Jemarinya lihai memegang kuas, menyentuh cat yang ada di atas palet. Ia lalu menggores pelan kuas bercat itu di atas kanvas. Sesekali, remaja ini melihat gambar di ponselnya, layar ponsel itu cukup membantu Jordan menghasilkan lukisan semirip mungkin dengan gambar asli.
Pelan-pelan, goresan warna dari kuas Jordan itu telah menjadi lukisan cantik bergambar burung garuda yang bertangger di dahan pohon di tengah hutan rimbun. Lukisan buatan Yordan itu seolah-olah terlihat hidup.
Ruang melukis asrama Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) Selasa (15/7/2025) sore itu begitu ramai orang. Tetapi, mata Jordan tetap fokus pada kanvas, kuas, palet dan cat di hadapannya.
Jordan bilang, lukisan garuda itu bukan satu-satunya karyanya. Ada lebih dari lima lukisan yang telah ia hasilkan. Semuanya, ia buat selama tinggal di RIAS, yang dulu merupakan Kampung Anak Negeri, Surabaya.
Jordan adalah satu dari 110 anak yang tinggal di asrama RIAS Surabaya. Ia kini, duduk di bangku kelas 3 SMP. Dia berasal dari keluarga kurang mampu. "Saya sudah tinggal di sini selama lima tahun, sejak SD," ujar Jordan.
Sejak dulu, Jordan memang punya hobi melukis. Di asrama RIAS Jordan dibimbing agar bisa menjadi pelukis handal. "Iya hobi saya melukis," kata Jordan.
Jordan merasa senang tinggal di asrama RIAS. Selain karena banyak teman, tempat itu membantunya menyalurkan bakat melukis. "Rumah saya di Lakarsantri, seneng tinggal di sini, banyak teman, dari pada di rumah gak ngapa-ngapain," katanya.
Walau lahir dari keluarga kurang mampu, tak menyurutkan Jordan untuk terus berkarya. Jorda mampu mendobrak batasan lewat kegigihan dan ketelatenannya dalam berkarya.
Karya-karya milik Jordan pun kerap diikutkan dalam berbagai pameran. Ia pernah mengikuti pameran di Jakarta. Lukisannya bahkan laku terjual hingga tembus Rp20 juta. "Waktu itu, pernah pameran di Jakarta, lukisan dibeli sama yang punya Telkomsel, laku Rp20 juta," kata Jordan, sembari jarinya terus menggores cat di atas kanvas.
Kini, Jordan hanya ingin terus melukis. Ia yakin lewat karya lukisannya bisa mengubah nasib keluarga.
RIAS merupakan tempat pendidikan berbasis asrama yang diperuntukkan untuk keluarga kurang mampu. Bedanya dengan Sekolah Rakyat, anak-anak yang tinggal di asrama tersebut bersekolah di sekolah negeri reguler.
Saat ini sudah ada 110 anak yang tinggal di asrama RIAS. Mereka berasal dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP). Anak-anak itu bersekolah di beberapa sekolah negeri yang ada di Kota Surabaya.
Di RIAS, siswa diwajibkan menginap, mengikuti kegiatan rutin seperti ibadah, olah raga hingga belajar. Mereka juga dibina untuk mengembangkan bakat dan minat seperti melukis, band, tinju, futsal, sepeda , komputer, hingga kegiatan lainnya.
Setiap hari, siswa akan diantar ke sekolah masing-masing menggunakan bus sekolah. Saat pulang sekolah, mereka tidur siang. Kemudian di sore hari mereka mengikuti kegiatan minat bakat.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, RIAS hanya diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu sejak didirikan pada 2022 silam, RIAS telah mencetak anak-anak berprestasi. Ada yang menjadi atlet, pelukis dan lain sebagainya. "Nah, ini yang saya ingin menunjukkan ke anak-anak Surabaya. Ini loh, anak-anak yang di tempat ini adalah anak-anak berprestasi," terangnya.
Selain itu, di RIAS anak-anak juga diajari kedisiplinan dan diberi wawasan kebangsaan. Pemkot bahkan bekerjasama dengan Garnisun Tetap atau Gartap untuk melatih baris berbaris.
"Gartapnya juga menjadi bagian di sini. Bagaimana melatih baris berbaris, bagaimana melatih disiplin, bagaimana dengan wawasan kebangsaannya," katanya.
Di tempat tersebut, anak-anak diberikan fasilitas sekolah lengkap. Seragam, sepatu hingga tas yang layak. Dengan begitu, ketika berada di sekolah, mereka tidak minder dengan siswa siswi lain di luar RIAS.
" Sehingga saya ingin mereka memiliki keyakinan, mereka memiliki percaya diri, mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat yang bisa mengubah nasib keluarganya," sebut Eri.
Target Pemkot Surabaya, anak-anak yang tinggal di RIAS bisa menjadi anak-anak yang berprestasi. Sehingga, kelak ketika mereka lulus bisa membantu perekonomian keluarga. "Ketika sudah masuk, maka ayo kita ajarkan anak-anak ini agar anak-anak ini kelak bisa membahagiakan orang tuanya," pungkasnya.