Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Sekitar sepuluh remaja putri terlihat riang menari. Terdengar lagu reog mengiringi gerak tubuh mereka. Sesekali mereka tertawa saat satu teman tak sengaja melempar selendang terlalu jauh hingga mengenai teman lainnya. Mereka tampak bahagia tanpa beban. Padahal sekolah mereka akan digusur.

Mereka merupakan murid SMP Praja Mukti. Mereka sedang menjalani ekstrakurikuler menari. Saat itu, Senin (10/10), pukul 15.00 WIB sekolah sudah sepi. Tetapi, mereka masih tenggelam dalam lenggak-lenggok tarian di halaman sebuah ruang kelas berwarna biru.

1. Pemkot mengklaim tanah SMP Praja Mukti sebagai aset

IDN Times/Fitria Madia

IDN Times menemui seorang guru matematika SMP Praja Mukti, Danang Herdijanto. Ia hanya berbicara seraya menunduk. Sesekali tangan kanannya mengusap-usap lengan kirinya. Ucapannya lirih, pelan. Layaknya orang berbisik. Perlu mencondongkan tubuh untuk mendengar perkataannya secara jelas.

"Ya bagaimana ya, Mbak," tuturnya siang itu, Senin (10/10) kepada IDN Times ketika ditanya tentang nasib Pendidikan Paraja Mukti yang akan digusur dan dijadikan lapangan olahraga.

Saat ini ia bersama guru-guru, murid, dan wali murid sedang "sesak napas" di bawah bayang-bayang pembongkaran gedung sekolah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Danang merupakan salah satu pengawas Perkumpulan Pengelola Pendidikan Praja Mukti Surabaya (P3MS). Ia bercerita, tahun 2017, ketika itu Pemkot Surabaya tiba-tiba memberikan surat. Sekolah menerima kabar jika tanah yang telah ditempati sejak 1975 itu adalah aset Pemkot Surabaya. Padahal, Pemkot Surabaya tak bisa memberikan bukti kepemilikan tersebut.

2. Kemendikbud beri waktu hingga 2024

Editorial Team

Tonton lebih seru di