Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250812-WA0084.jpg
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej, Prof. Yuli Witono. (Dok. Humas Unej)

Intinya sih...

  • Universitas Jember (Unej) menarik 1307 mahasiswa KKN dari Kabupaten Lumajang demi keselamatan akibat maraknya aksi curanmor.

  • Mahasiswa tak perlu khawatir dengan nilai karena Unej telah menyiapkan dispensasi dengan kompensasi, serta berharap program KKN dapat diteruskan bila kondisi desa penempatan kondusif.

  • Ketua LP2M Unej, Prof. Yuli Witono berharap peristiwa ini menjadi refleksi bagi semua pihak untuk terus melakukan improvement dan kolaborasi dalam membangun wilayah tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jember, IDN Times - Universitas Jember (Unej) menarik 1307 mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2025 dari Kabupaten Lumajang. Penarikan tersebut demi keselamatan karena maraknya aksi curanmor yang dialami oleh mahasiswa Unej.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej, Prof. Yuli Witono mengatakan, penarikan mahasiswa tersebut dilakukan pada Sabtu (9/8/2025) lalu. Penarikan ini mempertimbangkan keselamatan jiwa mahasiswa.

"Total ada 1307 (mahasiswa) yang kita tarik, untuk memastikan bahwa kami tentu menjaga keselamatan jiwa anak- anak itu jauh lebih penting , daripada kita memikirkan aset. Aset anak-anak penting tapi keselamatan jiwa juga penting," ujarnya saat konferensi pers, Selasa (12/8/2025).

Walaupun telah ditarik dari penempatan wilayah KKN, mahasiswa tak perlu khawatir dengan nilai mereka. Sebab, Unej telah menyiapkan dispensasi dengan kompensasi.

"Mahasiswa kita berikan dispensasi tapi dengan kompensasi yaitu kita telah menyiapkan instrumen penilaian, anak-anak tidak perlu khawatir karena sebagai besar progamnya di desa itu sudah selesai," terang Yuli. "Anak-anak tinggal evaluasi, membuat laporan, bikin video, asesmen dan mungkin sosialisasi," imbuhnya.

Bila kelompok KKN telah memilki kecocokan dengan desa penempatan, dan situasi di desa tersebut telah kondusif, ia berharap mahasiswa meneruskan programnya. Apalagi, desa penempatan berbasis pada wilayah asal mahasiswa.

"Hal ini kalau sudah ada chemistry dengan desa, desanya Sudah baik, kami minta untuk tetap diteruskan deganan cara-cara khusus. To juga yang kita tempatkan itu pada basis desa atau wilayah asal. Tentu anak-anak uga punya hubungan yang baik dengan desa. Jadi tidak perlu khawatir," ungkap dia.

Yuli berharap, peristiwa ini menjadi refleksi bagi semua pihak, baik pemerintah daerah maupun aparat keamanan. Bahwa kejadian yang dialami mahasiswa harus menanggapi hal ini secara serius.

"Ini jadi catatan, kita terus improvement hal-hal yang kurang baik, termasuk juga wilayah-wilayah yang kurang kondusif , karena kita membangun ini tidak bisa sendirian. Kita perlu kolaborasi dengan seluruh pihak. Maka sinergi ini harus dilakukan dengan baik," pungkas dia.

Editorial Team