Sabet Lagi Prestasi, Malang Raih Penghargaan KOVABLIK Jatim Tahun 2020

Malang, IDN Times – Kota Malang kembali menorehkan prestasi. Kali ini kabar baik tersebut datang dari inovasi Segar Kagemi SMPN 10 Dikbud Kota Malang yang masuk ke dalam Top 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) dan inovasi Puskesmas Polowijen Dinkes Kota Malang yang juga masuk dalam Top 45 KOVABLIK Provinsi Jawa Timur 2020.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, serta didampingi Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko dan Sekda Kota Malang Drs. Wasto, SH, MH. di Balai Kota Malang, Senin (16/11).
1. Komitmen Pemkot Malang berinovasi dalam hal pelayanan publik
Pemerintah Kota Malang selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan publik yang terbaik. Begitulah komitmen yang selalu didorong Sutiaji untuk memajukan Arema.
“Pemerintah sedang menggalakkan inovasi terus. Bahkan kita saat ini sedang maju di tingkat nasional dan internasional. Kami berikan apresiasi kepada OPD. Saya kira kerja ini adalah kerja bareng, bukan OPD terkait saja, tetapi juga kerja masyarakat,” ujar Pak Aji sapaan akrab Wali Kota Malang.
2. Pemkot Malang apresiasi dan berikan semangat untuk warga Malang terus berinovasi
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengapresiasi akan inovasi yang dihadirkan Puskesmas Polowijen. Ia berharap raihan penghargaan ini juga akan terus meningkat di tahun depan.
“Inovasi berkaitan dengan STBM ini adalah poin kolaborasi antara masyarakat dengan kami (Pemerintah Kota Malang). Saat ini top 45 Provinsi Jatim, itu nanti ke depan bisa meningkat lagi,” ucapnya.
“Inovasi demi inovasi pelayanan publik di Malang sangat bagus dan luar biasa. Untuk itu, tolong dan mari terus-menerus inovasi kita lakukan secara bersama. Di era saat ini, inovasi dihargai dalam bentuk skor untuk mendapatkan Dana Intensif Daerah (DID) sehingga bapak ibu berinovasi yang berimplikasi pada penghargaan nasional. Di situlah kontribusi nyata untuk meningkatkan pendapatan daerah yang merupakan sumber pembangunan. Oleh karena itu, mudah-mudahan semangat semacam ini kita lakukan secara bersama-sama,” kata Sekda Kota Malang, Wasto, dalam sambutannya.
3. Tentang Rumah Diapers, apa itu?
Rumah Diapers ini diinisiasi Sanitarian Pelaksana Puskesmas Polowijen, Anita Resky DS. Ia menjelaskan munculnya ide tersebut lantaran kekhawatiran akan perilaku masyarakat yang masih menerapkan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), memang bukan secara langsung, tapi melalui limbah diapers.
Kondisi inilah yang langsung disikapi untuk membuat pengelolaan limbah diapers menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai jual.
Pelatihan digalakkan untuk menggaet masyarakat agar mengerti dan paham akan pengelolaan limbah diapers. Kini produk-produk yang dihasilkan masyarakat beragam, mulai dari tas, hiasan, pot bunga, hiasan jilbab, vas bunga, tempat sampah, dan masih banyak lainnya. (CSC)