Aksi solidaritas untuk Sultan oleh mahasiswa UB. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) Brawijaya, mengatakan bahwa kabel tersebut adalah milik PT Bali Towerindo Sentra. Saat kejadian, kabel tersebut telah terjuntai dari pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB. Hingga akhirnya kabel tersebut menyangkut pada sebuah mobil SUV, kemudian terlontar ke belakang yang tepat mengenai leher Sultan saat tengah berkendara menaiki sepeda motor.
"Saksi kejadian tersebut menyatakan Sultan langsung tidak sadarkan diri. Dia kemudian dibawa ke RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Fatmawati. Dokter memvonis kalau tulang muda di tenggorokan Sultan berantakan, bahkan tulang tersebut sampai terlepas dari luring-luring," terang koordinat aksi, Axel Jhon Calfari saat berorasi di bundaran Kampus UB pada Kamis (10/8/2023).
Axel menceritakan kalau awalnya ayah Sultan, Fatih melakukan penelusuran sendiri terkait pemilik kabel tersebut. Ia mencari mulai dari ke kantor kelurahan, kantor kecamatan, hingga kantor Wali Kota Jakarta Selatan guna mencari pemilik kabel yang mencelakai anaknya. Sampai akhirnya ia mengetahui kalau kabel pembawa petaka tersebut adalah milik PT Bali Towerindo Sentra.
"Ayah Sultan sampai mendatangi kantor PT Bali Towerindo Sentra untuk menuntut pertanggung jawaban dan permintaan maaf. Namun, mereka hanya mendapatkan janji-janji manis selama 8 bulan. Bahkan sekarang pihak PT Bali Towerindo Sentra justru menyiapkan pengacara untuk menangani kasus ini," bebernya.