Surabaya, IDN Times - “Keluarga sudah ikhlas, tapi tetap tidak kuat,” ungkap Sulastri. Isak tangis pecah ketika jenazah Rizal Sampurna tiba. Suasana duka memenuhi seisi rumah. Yang berada di Lingkungan Klatak, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Senin (12/5/2025) lalu.
Sang ibunda, Sulastri tak kuasa melihat putranya pulang dengan kondisi tak bernyawa. Padahal, ia mendapat kabar kalau putranya menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI). Akan tetapi, nasib hidupnya selesai di negari orang, tepatnya di Kamboja.
Sulastri sebenarnya sudah menerima informaasi kalau anaknya itu meninggal dunia pada April lalu. Namun, informasi itu hanya sebatas suara. Bak pengumuman. Kondisi jenazah tak pernah dikirim fotonya. Maka ketika Rizal tiba tak bernyawa, ia tak kuasa. Tak bisa membendung air mata. Pilu, membiru.
“Tapi tetap kami syukuri, Alhamdulillah bisa pulang,” katanya.
Kini, Sulastri hanya ingin anaknya dimakamkan secara layak. Mendapatkan tempat peristirahatan terakhir yang damai. Meski ada beberapa fakta yang baru ia ketahui, ternyata sang buah hati menempuh jalur berliku untuk menjadi pekerja di Kamboja, hingga akhirnya meninggal dunia sejak 17 Maret 2025 lalu.
“Terima kasih kepada semua pihak yang membantu jenazah anak saya untuk bisa pulang,” ungkapnya. Setelah tiba di rumah duka, jenazah Rizal kemudian dimakamkan di TPU RW 1 Kelurahan Sukowidi, sekitar pukul 08.30 WIB.
Jenazah Rizal sebelumnya sempat tertahan di Kamboja selama hampir dua bulan sebelum akhirnya berhasil dipulangkan dengan bantuan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, aktivis pekerja migran, dan pihak terkait lainnya.