Libatkan Ribuan Peserta, Begini Keseruan Lomba Ikan Koi di Kota Madiun

Datta Iradian, salah seorang juri mengatakan ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam menilai koi peserta lomba. Ia menyebut seperti kualitas badan, seperti ada atau tidaknya cacat pada tubuh ikan. Indikator lainnya adalah kualitas warna kulit, di antaranya tentang kecerahan warna. Juga, tentang kualitas kulit ikan.

“Yang mendapat nilai tinggi adalah koi yang kualitasnya bagus, mulai body quality, colour quality, dan skin quality,’’ kata Datta di sela lomba.

Ia menjelaskan, dari lima kelas yang dilombakan juga dibagi lagi dalam beberapa segmen ukuran ikan mulai 10 hingga 65 sentimeter. Dari semua kategori yang dilombakan, menurut Datta, banyak diikuti oleh penggemar koi. Karena itu, ia menilai even tersebut mendapat antusiasme dari penghobi ikan hias asal Jepang tersebut.

Padahal, ia menuturkan, gelaran tersebut baru pertama kali dihelat di Kota Madiun. “Bagus-bagus kualitas ikan yang dilombakan. Peserta juga banyak ada yang dari Jakarta, Bandung, dan luar Jawa,’’ ujar dia.

Even bertajuk ‘1 St Kota Karismatik Madiun Young Koi Show 2019’ mendapat apresiasi dari Sekda Kota Madiun, Rusdiyanto. Ia melihat langsung kegiatan yang dimotori oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun tersebut.

Menurut Rusdiyanto, acara itu tidak hanya menarik para penggemar ikan koi, akan tetapi, warga lain juga datang untuk melihat kegiatan tersebut. “Efeknya juga banyak, yang paling penting mampu menggeliatkan perekonomian di Kota Madiun sebagai daerah berkembang,’’ ujar dia.

Rusdiyanto kemudian mencontohkan tentang banyaknya penggemar ikan koi dari luar daerah. Secara otomatis mereka menginap di sejumlah hotel yang ada di Kota Madiun. Tidak itu saja, rumah makan juga didatangi tamu penghobi ikan koi dari luar daerah.

“Di situ (penggunaan hotel maupun makan di rumah makan) ada pajak yang bisa diambil dan pemanfaatannya kembali untuk warga Kota Madiun,’’ ia menuturkan.

Selain itu, dalam acara tersebut sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menggelar komoditas produksinya di sejumlah stan. Selain yang berkaitan dengan hobi pemeliharaan ikan, pelaku UMKM juga menyediakan batik maupun kuliner khas Kota Madiun, seperti nasi pecel.

“Belum lagi mendatangkan orang di sekitar sini (lokasi lomba ikan Koi) untuk berdagang,’’ kata Rusdiyanto.