Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin, (11/11). IDN Times/Fitria Madia
Ia menerangkan, sebagai kepala daerah, ia harus dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat yang tengah dihadapi. Sebagai contoh, jika ia harus membedakan penyampaian baik dari pembahasan dan bahasa kepada anak-anak dan orang dewasa. Salam lintas agama juga bentuk penyesuaian Risma dengan masyarakatnya.
"Aku pernah suatu saat diundang disuruh kampanye di Kalimantan. Aku dijemput sama calon wakil wali kota. Acaranya di gereja. Bayanganku kan gereja. Aku bingung, masuk itu semua kerudungan, berjilbab. Aku tanya "ini acara apa?" Aku keliru ngomong kan ciloko. Ini kampanye, pengajian. Pengajian di gereja. Aku bingung," tuturnya disertai gelak tawa.