Surabaya, IDN Times - Sebuah bangunan tampak tak mencolok di tengah gang Kalimas Udik. Warna putih dan hijau pastelnya terlihat mirip dengan beberapa bangunan lain. Namun siapa sangka, sebuah tempat itu adalah bagi perkembangan Islam dan gagasan kemerdekaan Republik Indonesia. Adalah Langgar Gipoo, sebuah situs bersejarah yang terbengkalai di tengah Kota Surabaya.
Ketika kaki melangkah masuk ke dalam, tak ada satu orang pun yang memperhatikan. Sekitar empat orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing yang tengah merenovasi bangunan langgar. Dua orang menaiki tangga untuk memasang lampu dan memperbaiki kabel-kabel, sementara dua lainnya memegangi tangga. Mereka tampak amat sibuk dengan proses pemasangan instlasi listrik. Sedangkan baru setengah bagian di ruang utama bangunan yang sudah di perbaiki dan dicat. Sementara bagian lain masih kusam dan menyedihkan.
Langgar Gipoo terdiri dari dua lantai. Lantai pertama jelas berasitektur sebagai tempat peribadatan umat muslim. Di bagian bawah terdapat dua lantai, lantai marmer putih dan lantai kuning. Sementara tangga menunju ke lantai dua dan bagian kamar mandi terpisah oleh sebuah tembok. Di bagian belakang ini kondisinya masih memperihatinkan. Banyak puing-puing tembok dan kayu menumpuk. Sementara dinding lain catnya mengelupas dan retak.
Lantai dua dari Langgar Gipoo lebih menyeramkan lagi. Lantai kayunya banyak yang sudah terlepas dan lapuk. Suara mendecit mengiringi langkah kaki di lantai dua. Bagian tengah ruangan pun kayu-kayunya sudah benar-benar tidak terpasang. Beberapa lemari lawas juga menghiasi di sudut ruangan. Sepertinya bagian ini belum banyak tersentuh oleh upaya renovasi.