Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Polda Papua menggagalkan penyelundupan senjata api dan amunisi untuk KKB. (IDN Times/Istimewa)

Surabaya, IDN Times - Kapolda Jawa Timur (Jatim), Komjen Pol Imam Sugianto membeberkan kronologi pengungkapan kasus pemasok senjata api dari Bojonegoro hingga ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Kronologi ini berdasarkan keterangan dari Polda Papua yang turut dalam pengungkapan kasus.

Pengungkapan ini bermula dari hasil penyelidikan tim Satgas Damai Cartenz 2025 atas informasi adanya peredaran gelap senjata api ke KKB di Papua. Serangkaian penyelidikan di mulai Kamis (6/3/2025).

Sekitar pukul 22.52 WIT, tim mengamankan tersangka Yuni Enumbi di rumahnya di Kabupaten Keroom, Papua. Dia ditangkap dengan barang bukti enam pucuk senjata api dan 880 butir amunisi dengan berbagai kaliber.

Yuni pun mengakui kalau senjata api dibelinya di Pulau Jawa. Kemudian didistribusikan lewat jalur laut, kemudian sesampainya di Papua, dibawa jalur darat ke Puncak Jaya. Untuk mengelabui aparat, Yuni menyelundupan senjata itu di dalam kompresor angin yang dilas rapat.

Lebih lanjut, Jumat (7/3/2025), pukul 00.00 WIT, dilakukan analisis oleh Satgas dan Polda Papua Barat untuk mengembangkan. Polisi Papua dibagi dua tim. Satu ke Bojonegoro. Sementara satu tim yang lain berangkat ke Manokwari.

"Dari pengembangan itu, tim gabungan mengidentifikasi dan meringkus tersangka Teguh Priyono di rumahnya Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Dari rumah tersangka, petugas gabungan menyita berbagai barang bukti," ujarnya.

"Dari tangan tersangka ini, kami menyita 982 butir amunisi, perangkat pembuatan senjata, kendaraan untuk pendistribusian senjata dan lima pucuk senjata api rakitan yang diduga akan dikirim," tambah dia.

Dari keterangan tersangka Teguh, petugas menghimpun beberapa identitas yang ikut terlibat dalam penyelundupan senjata api ini. Mereka antaralain, Pujiono; Mochamad Herianto dan Moch Kamaludin. "Mereka produsen senpi itu," pungkasnya.

Editorial Team