Peneliti ECOTON sedang melakukan identiifikasi Mikroplastik di laboratorium air (ecoton.or.id)
Peneliti Mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti, menjelaskan Mikroplastik tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari perairan karena sifatnya yang persisten. Tingkat kontaminasi polusi mikroplastik dapat berdampak pada rantai makanan di perairan laut, mulai dari dari mikroorganisme seperti plankton, berbagai jenis ikan, dan mamalia
“Mikroplastik yang telah terakumulasi di lingkungan akan mempengaruhi kesehatan lingkungan beserta biota yang ada didalamnya. Mikroplastik yang ada di lingkungan dapat menyerap dan mengangkut bahan kimia beracun dilingkungan menuju rantai makanan manusia,” ungkap dia.
Dari semua penyakit yang mempengaruhi kesehatan manusia, diperkirakan lebih dari 50 persen murni akibat faktor lingkungan. para peneliti menemukan bahwa mikroplastik polipropilena akan dengan mudah menyerap senyawa organik hidrofobik dan disebut sebagai polutan organik persisten (POP).
“Pembakaran terbuka plastik dan produk plastik melepaskan polutan seperti logam berat, dioksin, PCB dan furan yang bila terhirup dapat menimbulkan risiko kesehatan terutama gangguan pernapasan,” jelasnya.
Saat produksi plastik ditambahkan juga zat additif untuk memberikan karakteristik dan sifat bahan plastik, seperti fleksibilitas dan tahan terhadap panas dan sinar UV. Zat-zat ini tidak terikat secara kovalen dengan plastik, dan dapat dengan mudah larut dan terakumulasi (mengendap) di lingkungan.
“Zat aditif tersebut berpotensi tersalurkan kedalam tubuh organisme dan menyebabkan gangguan hormon endokrin. Paparan mikroplastik pada ibu hamil menyebabkan berkurangnya berat testis pada calon bayinya, merusak sel epitel pada reproduksi dan penurunan jumlah sperma. Paparan mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan vas deferens, viabilitas dan konsentrasi sperma menurun, meningkat malformasi sperma, dan apoptosis sel spermatogenik.” terangnya.