Selain itu, proses pemeriksaan saksi juga melibatkan psikiater dari Polda Jatim karena ditemukan adanya rangkaian informasi yang berbelit belit.
"Psikiater akan memberi keyakinan siapa pelaku kejadian tersebut. Rangkaian yang diberikan korelasinya adanya kebohongan atau tidak, karena keterangannya tidak ada korelasi, berbelit belit dan tidak ada kesamaan. Sehingga melibatkan tim psikiater untuk pemeriksaan, meyakinkan siapa pelakunya," paparnya.
Selain itu, dua orang saksi yang diperiksa merupakan orang yang dekat dengan korban, namun tidak memiliki ikatan keluarga.
"Dua orang saksi bukan dari keluarga, tapi teman dekat yang kami duga menjadi pelaku untuk selanjutnya," jelasnya.