Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. (IDN Times/Sukma Shakti)

Malang, IDN Times - Ayah korban bullying dan penganiayaan di Pondok Pesantren Annur 2 Bululawang, Abdul Aziz mengatakan kondisi anaknya kini trauma berat pasca dihajar oleh KR (13). Korban berinisial DFA (12) hanya biaa mengurung diri di kamar saking traumanya.

Padahal, kejadian kekerasan tersebut terjadi pada 26 November 2022. Namun, kekerasan yang dilakukan KR tidak hanya menyebabkan luka fisik hingga hidung DFA patah, tapi luka batin yang menyebabkan trauma mendalam.

Sampai saat ini, Abdul Aziz menceritakan kalau anaknya belum berani bersekolah. Para guru mengirimkan tugas-tugas dan LKS (Lembar Kerja Siswa) ke rumah mereka. Kemudian tugas-tugas tersebut diambil gurunya juga dari rumah Abdul Aziz.

1. Takut saat Salat Jumat

Ilustrasi bullying. (IDN Times/Aditya Pratama)

Abdul Aziz juga bercerita jika ada momen saat dirinya mengajak sang putra ke Masjid untuk Salat Jumat. Ia melakukan itu agar perlahan-lahan menyembuhkan trauma DFA dari keramaian.

"Kemarin saya ajak ke Masjid untuk Sholat Jumat dia tiba-tiba lari, katanya ada salah satu jamaah yang mirip sama yang menganiaya dia," bebernya saat dikonfirmasi pada Senin (27/02/2023).

Ia mengatakan kalau saat ini anaknya perlu bantuan psikolog untuk meredakan trauma yang ia miliki. Juga ia memberikan kegiatan kecil agar anaknya sibuk dan tidak tenggelam dalam trauma.

"Saya berharap secara sederhana ada aktivitas untuk anak saya. Tidak banyak merenung, karena khawatir juga kalau banyak merenung," jelasnya.

2. Akan hadirkan psikolog sore ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di