IDN Times/Mohamad Ulil Albab
Meski usia Selapanan Sastra baru seumur jagung, namun kegiatan ini juga mendapatkan respons dari sejumlah kalangan seniman dan sastrawan di Banyuwangi. Termasuk beberapa anggota Dewan Kesenian Banyuwangi (DKB) juga tampak hadir.
Salah satu sastrawan asal Muncar, Taufik WR Hidayat mengapresiasi komunitas pemuda Selapanan Sastra yang lahir di daerahnya. Sebagai bentuk penghargaan, dia melaunching buku puisinya berjudul "Kitab Iblis" dalam kegiatan tersebut. Sebuah kkumpulan karya sastranya yang sudah dipublikasikan di facebook.
"Kitab tidak harus dalam bentuk bacaan. Dalam karya ini saya beri judul Kita Iblis, sebagai manifestasi, metafora, sifat sifat iblis yang sebenarnya ada di dalam manusia, dalam perilakunya yang kadang tidak disadari manusia," terangnya.
Taufik sendiri yang juga menjadi pembina Selapanan Sastra ingin memberikan semangat menulis kepada kalangan pemuda.
"Saya menulis tidak pernah mendefinisikan sebagai apa, tapi karena puitis, kasih nama saja puisi. Seolah saya tidak punya kehendak untuk nulis. Kalaupun saya ingin menulis, ya menulis saja. Sehari-hari kerja jualan angkut beras, jualan sembako, jualan tanaman, disela- sela itu saya menulis," katanya.