Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

KNKT: KMP Tunu Pratama Jaya Dihantam Gelombang Sebelum Tenggelam

IMG-20250705-WA0107.jpg
Suasana posko korban KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/6/2025). (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • KNKT melakukan investigasi penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.
  • Pihak KNKT telah mengumpulkan data keterangan dari kru selamat, penumpang, rekaman video detik-detik kapal tenggelam, dan data cuaca dari BMKG.
  • Investigasi KNKT juga melibatkan sejumlah perguruan tinggi untuk menganalisis penyebab KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam dan sudah mengumpulkan 70 persen data investigasi.

Banyuwangi, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah melakukan investigasi penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Hasil investigasi sementara, KMP Tunu Pratama Jaya sempat dihantam gelombang sebelum akhirnya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.

Ketua KNKT, Soerjanto mengatakan, pihaknya telah melakukan penggalian data KMP Tunu Pratama Jaya, baik riwayat kapal hingga detik-detik kapal tenggelam. Data yang telah dia dapatkan adalah keterangan dari kru selamat, penumpang hingga data cuaca dari BMKG saat kapal tenggelam.

"Kita juga sudah berdiskusi dengan operator kapalnya, berdiskusi dengan pihak pelabuhan ASDP proses pemuatannya seperti apa," ujarnya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (8/7/2025).

Pihaknya juga telah mendapatkan rekaman video detik-detik kapal tenggelam. Video ini akan dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan menjadi data tambahan penyebab kapal karam.

"Kita juga sudah mendapatkan video-videonya, bagaimana kendaraan tersebut ditata di kapal, kita juga sudah mendapatkan," terang dia.

Lalu, KNKT juga telah mengumpulkan data-data riwayat kapal yang berasal dari PT Biro Klasifikasi Indonesia. KMP Tunu Pratama Jaya terkahir dilakukan docking atau perawatan pada Oktober 2024 lalu.

"Terus kita juga mau nanya temuan-temuannya itu apa saja yang selama docking terus kita juga lagi mencari catatan-catatan apa ketika operasional dari saat docking sampai terjadi kecelakaan itu kira-kira apa saja yang menjadi temuan-temuan selama operasional nah itu nanti semua kita analisa di Jakarta," jelasnya.

Soerjanto membenarkan, selama proses penggalian data dari korban selamat, mereka mengatakan kapal sempat dihantam gelombang yang cukup besar. Tetapi, ia masih menggali, apakah gelombang tersebut menjadi faktor utama kapal tenggelam atau tidak.

"Ya, dari beberapa wawancara memang kita mendengarkan, mendapatkan ada faktor gelombang yang cukup besar," katanya.

Menurutnya, setiap kapal telah didesain untuk menghadapi gelombang tinggi, begitu juga KMP Tunu Pratama Jaya. Untuk itu, pihaknya masih akan melakukan investigasi lebih lanjut.

"Tapi sampai sejauh mana nanti kita pelajari apakah kapal tersebut memang dalam desainnya mampu Katakan gelombangnya ada yang bilang 2 meter, 3 meter. Apakah memang dari desainnya sendiri dari kapal itu memiliki kemampuan untuk mengarungi dengan gelombang setinggi itu," jelas dia.

"Kami juga belum bisa mengatakan, karena itu nanti kami harus melihat rancang bangunnya seperti apa terus batasan atau limitasi-limitasi dari kapal itu seperti apa," imbuhnya.

Hingga kini, pihaknya sudah mengumpulkan 70 persen data investigasi mengenai KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam. Selanjutnya, data tersebut akan dianalisis untuk mengetahui penyebab kapal tenggelam. "Kurang lebih kita sudah mengumpulkan sekitar 70 persen. Hampir lengkap Yang nanti kalau sudah dapat dari BKI sudah hampir 100 persen," terang Soerjanto.

Dalam proses investigasi, KNKT juga bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi. Dari data yang terkumpul, para ahli dengan menggunakan laboratorium di perguruan tinggi akan membantu melakukan analisis penyebab KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.

"Nah nanti kalau analisa itu kita akan, kita perlu simulasi di laboratorium Biasanya kita kerjasama dengan beberapauniversitas seperti Kalau perkapalan kita biasanya dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), kalau otomotif kita dengan ITB (Institut Teknologi Bandung). Kalau masalah human factor kita juga dengan UI (Universitas Indonesia) atau dengan UGM (Universitas Gajahmada)," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya rute Ketapang- Gilimanuk tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025). Kapal tersebut membawa sekitar 65 orang. Per Selasa (8/7/2025) pagi, total korban yang berhasil dievakuasi adalah 40 orang. 40 tersebut 10 orang di antaranya meninggal dunia, 30 lainnya selamat. Sisanya masih dalam pencarian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us