Surabaya, IDN Times - Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, menanggapi adanya klaim dari partai politik lain terkait siapa yang pertama kali mengusulkan gelar Pahlawan Nasional bagi ulama kharismatik asal Bangkalan, Madura, Syaikhona Muhammad Kholil. Halim menegaskan PKB tidak mempersoalkan klaim tersebut karena yang terpenting adalah rasa syukur atas penetapan gelar pahlawan tersebut.
“Itu urusan mereka. Kita tidak perlu saling klaim. Yang penting hari ini Bangkalan, Madura, Syaikhona Muhammad Kholil adalah Pahlawan Nasional. Ini harus kita syukuri dan kita banggakan, apalagi beliau adalah kiainya para kiai se-Indonesia,” ujar Halim di Surabaya, Selasa (11/11/2025).
Menurut Halim, penetapan gelar pahlawan harus menjadi momentum meneladani nilai perjuangan tiga tokoh Jawa Timur yang mendapat gelar tahun ini, Syaikhona Kholil, Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan aktivis buruh Marsinah.
“PKB tidak ingin terjebak pada perdebatan siapa yang mengusulkan duluan. Yang penting bagaimana kita mewarisi nilai perjuangan kemanusiaan mereka,” ujarnya.
Halim menilai perjuangan Syaikhona Kholil sangat layak mendapat gelar Pahlawan Nasional. “Beliau adalah guru dari para kiai besar, termasuk pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, serta kiai-kiai lainnya. Sangat pantas beliau digelari Pahlawan Nasional,” kata mantan Menteri Desa itu.
Terkait Marsinah, Halim mengatakan kisah perjuangannya menjadi pengingat bahwa persoalan kesejahteraan buruh masih menjadi pekerjaan besar negara. “Marsinah memperjuangkan kenaikan upah buruh dan hak-hak pekerja, tetapi beliau mendapat perlakuan yang sangat tidak manusiawi saat itu,” ucapnya.
PKB Jawa Timur menggelar tasyakuran, tahlil, dan selawatan sebagai bentuk penghormatan. “Ini bentuk rasa syukur kita. Kita doakan mereka bertiga,” kata Halim.
Sementara itu, Partai NasDem juga menyampaikan rasa syukur atas penetapan gelar Pahlawan Nasional bagi Syaikhona Kholil. NasDem menegaskan telah mengawal proses pengusulan tersebut sejak 2021 melalui kajian sejarah dan advokasi.
