Khofifah Pamerkan Karya Ulama Jatim ke Arab Saudi

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa terus bergerilya menjalin kerja sama di Timur Tengah. Terbaru, Khofifah 'babat alas' mengenalkan manuskrip karya ulama Indonesia di Cultural Palace Diplomatic Quarter, Riyadh, Arab Saudi.
Di sana, dipamerkan karya-karya manuskrip kuno ulama nusantara. Mulai turots karya Syaichona Muhammad Cholil Bangkalan, karya Syaikh Nawawi Al Bantani, karya Syaikh Hasyim Asyari Jombang, Syaikh Mahfud At-Tarmasi Pacitan, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, juga ada pula karya KH Abu Fadhol Senori Tuban.
1. Kontribusi ulama Indonesia sejak abad ke-14 tertuang dalam manuskrip kuno

Khofifah menjelaskan, kontribusi ulama Indonesia bahkan sudah dimulai sejak abad ke-14. Sudah banyak kitab-kitab dilahirkan dan juga banyak ulama Indonesia yang wafat di sini. Seperti Syeikh Nawawi Al Bantani, memiliki 30 karya kitab turots. Namun yang sudah terdigitalisasi baru enam kitab.
Begitu juga dengan karya Syaichona Kholil, dari 32 kitab karya ulama asal Bangkalan tersebut, baru dua yang sudah terdigitalisasi. "Jadi saat ini kondisinya adalah banyak manuskrip karya ulama Indonesia yang ada di Belanda, Inggris, Timur Tengah maupun Afrika. Sehingga pertemuan hari ini kami harap akan menjadi awalan baru untuk menjadi titik temu karya ulama dunia," ujarnya.
2. Sudah mulai ada kerja sama arsip tapi belum merambah ke manuskrip kuno

Lebih lanjut, Khofifah menyebut bahwa saat ini Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah memiliki kerja sama MoU dengan Al Darah terkait kearsipan. Ia harapkan ke depan akan ada tindak lanjut program termasuk dengan Jatim.
"Maka kami harapkan MoU yang dilakukan ANRI dengan Al Darah akan bisa dilanjutkan dengan program yang bisa menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia," kata dia.
3. Undang delegasi Al Darah ke Jatim untuk kembangkan keasripan manuskrip kuno karya ulama nusantara

Secara khusus, Khofifah juga mengundang delegasi Al Darah yang memiliki agenda ke Aceh untuk juga mampir ke Jatim. Dia berharap bisa ada pembahasan lebih lanjut terkait pengembangan keasripan manuskrip kuno karya ulama nusantara.
"Jadi ini babat alasnya, dan ke depan saya berharap ada format yang lebih advance seperti seminar tahunan maupun pertemuan ulama dan pesantren dunia," pungkas dia.