Khofifah Ingin Punya Plasa Ikan di Jatim Seperti Korea dan Jepang

Surabaya, IDN Times - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa memiliki keinginan untuk bisa membangun plasa ikan di Jawa Timur seperti di Korea dan Jepang. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama nelayan.
Khofifah mengatakan, di Jepang dan Korea, plasa ikan menjadi tempat yang ramai dikunjungi wisatawan. Sehingga, selain menjadi tempat wisata, plasa ikan juga jadi penggerak ekonomi masyarakat pesisir.
"Sudah agak lama saya ingin ada plasa ikan, kalau di Korea, di Jepang ini sesuatu banget, yang bisa dijadikan area wisata primer bagi siapa saja. Apakah wisatawan dalam maupun luar negeri," ujar Khofifah saat hadir di pelantikan Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Jatim, Rabu (2/10/2024).
Khofifah mengaku sudah bertemu dengan calon investor yang ingin mengembangkan plasa ikan. Tempatnya bahkan sudah disiapkan di wilayah Surabaya.
"Saya sudah ketemu calon investor, sudah kita diskusikan, di Surabaya ini ada daerah yang sangat potensial untuk disiapkan wisata kuliner yang berbasis kuliner, saya menyebutnya plasa ikan," jelas Khofifah.
Dengan adanya plasa ikan, diharapakan nilai tawar terhadap perikanan di Jawa Timur naik. Sehingga, kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pun juga bisa meningkat.
"Bergaining position mereka yang bergerak di sektor perikanan, dan pertanian, saya rasa semakin hari semakin mendekatkan posisi tawarnya, kalau semua segera bergerak pada lini yang memang bisa ada penguatan akses pasar dan kesejahteraan mereka," tutur Khofifah.
Di samping itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jatim, pihaknya juga telah menyiapkan smart village. Saat ini di Jawa Timur telah ada 4000 lebih desa mandiri yang menjadi cikal smart village.
"Kita sudah menyiapkan desa mandiri nah itu bisa menjadi pintu masuk untuk smart village, karena kita punya desa devisa juga tertinggi dari seluruh provinsi," kata dia.
Smart village diharapkan dapat menahan pemuda desa agar tidak pergi ke kota untuk mencari nafkah. Sebab di desa, mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan.
"Karena kalau ada smart village maka ada senter-senter baru yang bisa menahan anak-anaj desa untuk tidak ke kota,karena mereka sudah bisa mendapatkan income, ibaratnya mereka bergerak di desa tapi rejekinya di kota," pungkas dia.