Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250930-WA0018.jpg
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saaf tinjau Ponpes ambruk di Buduran Sidoarjo. Dok. Istimewa.

Intinya sih...

  • Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjamin pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan santri korban ambruknya bangunan musala Ponpes Al-Khoziny.

  • Pemerintah hadir untuk memberikan perlindungan penuh kepada para korban tanpa terkendala urusan administrasi maupun biaya, baik di RSUD maupun rumah sakit non-RSUD.

  • Khofifah memastikan dukungan logistik bagi korban dan tim penyelamat seperti dapur umum lapangan, suplai oksigen, dan air dipantau terus-menerus. Evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memastikan seluruh biaya perawatan santri korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, akan ditanggung pemerintah. Hal ini ditegaskannya saat meninjau langsung lokasi kejadian, Selasa (30/9/2025) dini hari.

Khofifah menegaskan, pemerintah hadir untuk memberikan perlindungan penuh kepada para korban, tanpa terkendala urusan administrasi maupun biaya.

"Kalau yang ditangani RSUD, pembiayaan ditanggung Pemkab. Namun jika dirujuk ke rumah sakit non-RSUD, biayanya ditanggung Pemprov. Jadi pesantren dan wali santri tidak perlu khawatir, semuanya akan ditangani. Tidak ada yang terkesan sulit karena alasan biaya,” tegas Khofifah.

Selain memastikan perawatan medis, Khofifah juga menekankan pentingnya dukungan logistik bagi korban maupun tim penyelamat. Ia meminta dapur umum lapangan segera diperbanyak, serta suplai oksigen dan air dipantau terus-menerus.

"Ini semua menjadi ihtiar yang tidak boleh berhenti. Tim bergerak rolling untuk memastikan kebutuhan itu terpenuhi,” tambahnya.

Khofifah juga melihat langsung proses evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan. Ia menegaskan penggunaan alat berat seperti ekskavator dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak membahayakan korban yang masih tertimpa reruntuhan.

"Evakuasi yang dilakukan tim Basarnas sangat advanced, mereka berfokus memberikan layanan langsung kepada korban yang masih bisa berkomunikasi di bawah reruntuhan. Suplai oksigen dan air terus diupayakan agar mereka tetap bisa bertahan,” pungkasnya.

Editorial Team