Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Riyanto
Tumpukan menu MBG yang disajikan kepada para siswa. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Penyebab keracunan bukan dari makanan, melainkan dari alat masak yang terkontaminasi

  • Satgas MBG melakukan evaluasi total untuk memperkuat pengawasan higienitas dapur dan peralatan masak

  • Semua siswa yang mengalami gejala keracunan sudah pulih sepenuhnya tanpa ada korban yang memerlukan perawatan inap

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times – Hasil uji laboratorium atas kasus dugaan keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 2 Kediren, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, akhirnya keluar. Pemerintah memastikan tidak ada bakteri berbahaya dalam makanan, namun indikasi kuat menunjukkan adanya kontaminasi dari alat masak yang digunakan dalam proses pengolahan.

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Magetan, Muchtar Wahid, membenarkan hasil tersebut usai menerima laporan resmi dari Dinas Kesehatan serta Satgas Pengawasan MBG.

"Dari hasil laboratorium, tidak ditemukan bakteri yang menyebabkan keracunan. Tapi ada kemungkinan kontaminasi dari alat masak yang digunakan. Karena itu, rekomendasinya adalah penggunaan alat masak yang sesuai standar SNI,” ujar Muchtar, Senin (3/11/2025).

1. Bukan dari makanan, tapi dari peralatan masak

12 siswa di SDN 2 Kediren dilarikan ke Puskesmas Lembeyan usai santab menu MBG. IDN Times/Istimewa.

Hasil analisis menunjukkan makanan yang dikonsumsi para siswa tidak mengandung unsur bakteri berbahaya seperti E. coli atau Salmonella. Namun, proses pengolahan diduga kuat terkontaminasi alat masak yang kurang higienis.

"Kalau dari hasil laboratorium, memang tidak ditemukan bakteri. Jadi kemungkinan besar berasal dari alat masak yang terkontaminasi. Karena itu, alat masak harus disesuaikan dengan standar kesehatan dan kebersihan,” terang Muchtar.

2. Satgas MBG dikerahkan untuk evaluasi total

12 siswa di SDN 2 Kediren dilarikan ke Puskesmas Lembeyan usai santab menu MBG. IDN Times/Istimewa.

Sebagai langkah lanjutan, Satgas Pengawasan MBG yang melibatkan unsur kesehatan, pangan, dan pengawasan mutu segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tahapan penyediaan makanan.

"Kami akan dapatkan informasi lebih lengkap dari Satgas. Semua bergerak agar pengawasan MBG bisa lebih ketat,” imbuhnya.

Ia menegaskan, program MBG tidak akan dihentikan, tetapi justru akan diperkuat dari sisi pengawasan higienitas dapur dan peralatan masak di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

3. Semua siswa sudah pulih

SDN 2 Kediren Kecamatan Lembeyan Magatan. IDN Times/Riyanto.

Sementara itu, seluruh siswa yang sempat mengalami gejala mual dan pusing setelah menyantap menu MBG di SDN 2 Kediren dan MI Nurul Dholam, kini telah pulih sepenuhnya. Tak ada korban yang memerlukan perawatan inap.

"Secara umum, kejadian kemarin bisa ditangani. Anak-anak langsung pulang setelah observasi. Tapi ini jadi pelajaran penting agar kebersihan alat masak dijaga betul,” ujar Muchtar.

Pemerintah Kabupaten Magetan juga telah melaporkan hasil investigasi dan uji laboratorium ini ke Kementerian Kesehatan sebagai bentuk tindak lanjut resmi atas dugaan keracunan pangan di wilayahnya.

"Kalau ada dugaan keracunan seperti ini, pasti langsung kita laporkan ke atas. Dan sekarang semua berjalan sesuai prosedur,” pungkasnya.

Editorial Team