Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Ardiansyah Fajar.
Proses evakuasi korban dari reruntuhan bangunan ponpes yang ambruk di Sidoarjo. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Intinya sih...

  • Kemenag prihatin atas ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur

  • Pemerintah akan memberikan perhatian khusus terhadap penanganan pascakejadian

  • Kemenag siap mendukung rehabilitasi bangunan dan memastikan pembangunan pesantren lebih ketat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan rasa prihatin mendalam atas musibah ambruknya bangunan empat lantai Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). Menteri Agama menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan perhatian khusus terhadap proses penanganan pascakejadian.

"Kami dari Kementerian Agama, dalam hal ini Menteri Agama, tentu menyampaikan rasa prihatin atas terjadinya musibah ini. Harapan kami, mudah-mudahan korban yang masih belum ditemukan segera bisa dievakuasi dan mendapat penanganan terbaik,” ungkap Kabid Pontren Kanwil Kemenag Jatim, Imam Turmidi, Senin (29/9/2025).

Menurutnya, setiap bentuk bantuan dari Kemenag akan dipastikan tepat sasaran dan sesuai aturan. “Kalau dapat bantuan-bantuan begitu, pihak penerima biasanya ada dampaknya. Maka dari itu kami akan tetap mendampingi prosesnya sehingga tujuan yang ingin dicapai benar-benar terlaksana,” jelasnya.

Imam menegaskan, Kemenag siap mendukung apabila ke depan dibutuhkan bantuan rehabilitasi bangunan. “Kalaupun membutuhkan bantuan, itu memang tugas pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk melakukan rehabilitasi. Karena kejadian ini termasuk luar biasa, Insyaallah kami akan memberikan perhatian yang lebih kepada Pesantren Al-Khoziny, juga kepada pesantren-pesantren lain agar pembangunan ke depan sesuai dengan ketentuan,” tegasnya.

Ia menambahkan, musibah ini menjadi pelajaran penting bagi pengawasan pembangunan sarana pendidikan keagamaan.

"Ke depan, kami ingin memastikan pembangunan pesantren lebih ketat dan sesuai standar agar peristiwa serupa tidak terulang,” pungkas Imam.

Editorial Team