Keluarga Tragedi Kanjuruhan Protes Pemkab Berat Sebelah ke Arema FC

Malang, IDN Times - Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan yang hadir dalam kegiatan rekonsiliasi bersama Polres Malang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, dan Manajemen Arema FC memprotes sikap pemerintah yang menganakemaskan Arema FC. Pasalnya renovasi Stadion Kanjuruhan seolah-olah untuk memfasilitasi Singo Edan.
"Saya emosional tadi mengkritik Arema, Bupati Malang, karena stadion mau jadi tapi pendekatan pada kita katanya mau ziarah dan lain-lain itu hanya bullshit (omong kosong). Jadi selama kita berjuang ini mereka tidak tahu, alasannya sibuk pertandingan dan lain-lain. Padahal saya kehilangan anak, tapi dia kehilangan waktu sedikit saja kok tidak bisa," terang Nuri Hidayat (55), orangtua dari korban Tragedi Kanjuruhan, Jovan (16).
1. Keluarga korban tragedi Kanjuruhan protes desain stadion
Nuri menyampaikan jika ia protes pada desain Stadion Kanjuruhan yang baru seolah-olah untuk memfasilitasi Arema FC. Renovasi Stadion Kanjuruhan memang membuat warna stadion ini didominasi warna biru dan putih, sesuai jersey Singo Edan.
"Apakah mereka punya saham di Kanjuruhan? Kan tidak. Metro FC mana kok gak pernah diundang. Saya tidak bermaksud membodohkan Pemkab Malang, tapi kenapa seolah-olah Arema FC yang jadi primadona," ujarnya saat rekonsiliasi di Aula Polres Malang pada Selasa (28/5/2024).
Nuri mengatakan masih sakit hati dengan Manajemen Arema FC yang mengabaikan mereka selama ini. Padahal pihak PSSI sudah sering berdialog dengan mereka, tapi Manajemen Arema FC justru selalu menghindar dengan alasan sibuk dengan kompetisi Liga 1.
"Saya ingin keluar kata-kata dari Pak Sanusi bahwa stadion ini dibangun bukan untuk Arema FC. Kemarin sempat berdiskusi panjang kenapa warna stadion harus biru putih, dan sekarang terlihat jelas yang diundang hanya manajemen Arema," tegasnya.