Para keluarga korban Tragedi Kanjuruhan saat melakukan aksi di gate 13 Stadion Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Rini Hanifa juga mengungkapkan kekecewaannya kepada Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo yang kini seolah-olah menutup mata pada tragedi ini. Padahal mereka sebelumnya dijanjikan akan mendapat keadilan seadil-adilnya. Tapi kini mereka justru ditelantarkan.
"Presiden waktu di RS Saiful Anwar katanya janji mau membantu usut tuntas. Tapi sekarang janjinya mana. Mata hatinya sudah tertutup semua aparat-aparat ini! Institusi pemerintah semuanya tertutup matanya. Pemerintah picek, budek tentang keadilan ini semua!" Teriaknya.
Mereka juga menagih janji dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang juga menjanjikan usut tuntas sebelum terpilih jadi pucuk pimpinan federasi sepakbola Indonesia ini. Tapi kini setelah terpilih, ia seolah-olah lupa kalau pernah memiliki janji pada ratusan keluarga korbam Tragedi Kanjuruhan.
"Beliau janji mau melanjutkan usut tuntas, tapi nyatanya mana. Kita minta tolong tetapi janji bapak. Kami keluarga korban membutuhkan janji bapak, bukan janji nol kosong, setelah jadi bapak nol kosong," protesnya.
Mereka mengancam akan melakukan golput (golongan putih) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pasalnya tidak ada satupun instansi pemerintah yang mendukung perjuangan mereka. Mereka akan selamanya golput sampai keadilan Tragedi Kanjuruhan bisa terpenuhi.
"Kami akan golput sampai anak-anak kami mendapatkan keadilan. Terutama pemilihan presiden (pilpres), kita akan golput. Karena presiden tidak memandang keluarga korban, meremehkan keluarga korban," pungkasnya.