Keluarga Solehhudin saat tinggal di pos kampling. IDN Times/Istimewa
Sementara itu, Solehhudin mengatakan sebenarnya ia masih memiliki keluarga dari mertua yang memiliki rumah. Namun ia memilih pindah karena sudah tidak bisa menampung keluarga Solehhudin. Terlebih lagi, istri Solehhudin juga telah meninggal saat berada di Bali.
"Di sini sebenarnya ada rumah mertua. Tapi rumah itu sudah ditinggali oleh saudara ipar, saya segan kalau mau numpang," kata kata Solehhudin.
Solehhudin sendiri bekerja serabutan bila ada yang membutuhkan tenaganya. Ia juga membuat layang-layang untuk dijual ke Anak-anak. Sebelum tinggal di pos kampling, Solehuddin pernah tinggal di rumah kosong yang tidak terawat, menyewa kamar kos hingga tidur di emperan rumah orang.
“Kadang di emperan rumah warga. Terus sempat juga numpang di rumah kosong yang ada di Pakusari. Tetapi setelah dihuni yang punya rumah, saya pindah dan tinggal di sini," ujarnya.
Warga asal Kecamatan Silo ini, juga tidak memiliki peninggalan rumah dari orang tuanya yang sudah meninggal.
Kendala tempat tinggal yang terus berpindah dan kondisi ekonomi Solehhudin, membuat Zahra Fitriani dan Salsabilla Putri terpaksa tidak melanjutkan sekolah, sejak setahun terakhir.
“Dulu pernah sekolah di SD di Pakusari. Tapi karena ada kendala biaya, ikut saya, jadi tidak sekolah,” ujarnya.