Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Mohamad Ulil Albab
IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Kebakaran hutan yang melanda kawasan Gunung Ranti dan Gunung Ijen semakin meluas. Senin malam (21/10), api terpantau menjalar hingga Merapi Ungup ungup.

1. Merambat ke Merapi Ungup-ungup

Matrawi di antara sejumlah pohon di kawasan Gunung Ijen yang hangus akibat kebakaran. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/10) berawal dari kawasan Perhutani Kabupaten Bondowoso. Api kemudian menjalar hingga Gunung Ranti, Banyuwangi yang ada di sisi timur. Saat ini kebakaran sudah merembet di kawasan pendakian Gunung Ijen di sisi utara hingga ke Merapi Ungup-ungup di sisi timur.

"Jadi sekarang sudah merembet sampai kawasan Gunung Ijen. Yang patut diwaspadai saat ini, titik api sudah sampai Merapi Ungup-ungup," terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram.

2. Api di Gunung Ranti berangsur padam

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Berdasar pantauan IDN Times, kebakaran di Gunung Ranti pada Senin petang sudah berangsur padam. Hanya tersisa kebakaran dengan kepulan asap di bagian lereng.

Di kawasan Pos Pendakian Gunung Ijen area Paltuding, api juga sudah mulai padam. Tersisa kepulan asap di beberapa titik sisa kebakaran.

"Untuk di kawasan Gunung Ranti tinggal 5 persen, sudah hampir padam. Kami berupaya melakukan penyemprotan dengan air, dengan semua kemampuan dikerahkan," tambahnya.

3. Kebakaran di Ijen naik hingga setinggi 2 km

Rumah-rumah yang menjadi tempat istirahat para penambang belerang di kawasan Ijen. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kondisi kebakaran di kawasan Gunung Ijen sendiri, lanjut Eka, sudah merembet ke atas sekitar dua kilometer hingga pos bunder.

"Sampai pos bunder terbakar, kalau diukur dari bawah Paltuding jarak yang terbakar sekitar 2 kilometer," lanjutnya.

4. Hutan konservasi juga terbakar

IDN Times/Istimewa

Eka melanjutkan, kawasan hutan yang terbakar di Merapi Ungup-ungup saat ini masuk kategori rawan. Pasalnya, hutan konservasi turut dilalap si jago merah.

"Di sana wilayah hutan konservasi,  tanamannya masih lebat sehingga sulit dilalui untuk melakukan pemadaman," ujarnya.

Editorial Team