Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat mendatangi Mapolrestabes Surabaya, Jumat (25/12/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Surabaya, IDN Times - Kasus COVID-19 di Kota Surabaya terus bertambah. Data di website lawancovid-19.surabaya.go.id menyebut, kumulatif positif 17.971 kasus pada Minggu (27/12/2020). Rinciannya 16.605 kasus dinyatakan sembuh, 1.242 kasus meninggal dunia dan 124 masih dalam perawatan alias kasus aktif.

1. Lakukan kajian dulu

Whisnu Sakti Buana (kanan) dan Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat rapat konsolidasi internal, Minggu (15/11/2020). IDN Times/Dok. Istimewa

Melihat data tersebut, Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana berencana melakukan evaluasi penanganan COVID-19 di Kota Pahlawan. Dia mengaku tidak ingin gegabah dengan mengambil langkah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kita evaluasi dulu, kita kaji dulu. Akan kita lihat," ujarnya usai kunjungan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Senin (28/12/2020).

2. Sektor kesehatan dan ekonomi harus seimbang

Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat mendataAngi Mapolrestabes Surabaya, Jumat (25/12/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Menurut WS-sapaan akrabnya-- pemerintah kota (pemkot) melalui satgasnya harus mengkaji mendalam sebelum mengambil langkah PSBB. Karena harus dilihat terlebih dahulu antara kesehatan dan ekonomi. Dia tidak mau jika PSBB melumpuhkan salah satunya.

"Gak bisa serta merta bicara kesehatan saja atau ekonomi saja. Apapun itu kita sebagai pemerintah daerah harus pandai ngerem dan ngegasnya itu harus balance," tegasnya.

3. Juga akan melihat kekuatan APBD

Whisnu Sakti usai melakukan hearing dengan Komisi B DPRD Surabaya (27/1). IDN Times/Tarida Alif

Tak sampai di situ, WS juga akan melihat kekuatan anggaran yang dimiliki Kota Surabaya dalam sisa tahun ini. Dia menyampaikan APBD harus dihitung secara rinci untuk penanganan COVID-19 apalagi jika harus menerapkan kebijakan PSBB.

"Kalau harus PSBB kayak waktu itu, juga berapa kekuatan APBD untuk mensuplai ekonomi dibawah itu, harus kita itung. Kalaupun tidak PSBB bagaimana protokol kesehatan tetap kita tegakkan. Supaya tidak ada lonjakan lagi. Kita harus evaluasi dulu," kata dia.

Editorial Team