Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Surabaya saat ini tersisa 49 orang saja. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun meminta agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan agar kasus COVID-19 di Surabaya tidak meningkat dan bisa terus teratasi.

1. Kasus aktif di Surabaya sebanyak 49 orang

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara. IDN Times/Dok. Istimewa

Jumlah 49 orang ini didapatkan dari penambahan kasus pada Senin (16/11/2020) sebanyak 20 orang. Pada waktu yang sama, 20 orang juga telah dinyatakan sembuh. Sementara 1 orang meninggal dunia. Sehingga, kasus yang mulanya pada Senin berjumlah 50 orang menjadi 49 orang.

"Total akumulasi kasus COVID-19 di Surabaya adalah 16,465 orang. Sedangkan 15,224 sudah sembuh dan 1,192 meninggal dunia," ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Selasa (17/11/2020).

2. Urutan ke-17 di Jatim

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Kasus aktif sebanyak 49 orang ini cukup rendah bagi Kota Surabaya yang sebelumnya memiliki ratusan kasus aktif dalam sehari. Di Jawa Timur, Surabaya berada di posisi 17 dari 38 kabupaten/kota terkait jumlah kasus aktif. Memang kondisi ini tak bisa disebut sudah aman, lantaran masih banyak daerah yang sudah bisa menekan kasus hingga di bawah 10 seperti Kota Blitar, Kabupaten Sampang, dan Kota Malang.

"Harapannya agar penambahan kasus tiap harinya bisa berkurang jadi kasus aktif juga dapat makin ditekan," tutur Febri.

3. Perlu pencegahan kematian pasien komorbid

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Selain penambahan kasus, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pasien meninggal dunia. Setiap hari, setidaknya ada 1 pasien COVID-19 yang meninggal di Kota Surabaya. Untuk itu Febri berpesan agar masyarakat tidak lengah terutama bagi para pemilik komorbid yang berisiko besar jika terpapar COVID-19.

"Yang memiliki komorbid harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan. Kalau bisa, yang sudah lanjut usia atau komorbid jangan terlalu banyak beraktivitas di luar rumah agar bisa menjauhkan diri dari kerumunan," ungkap Febri.

4. Mayoritas adalah OTG

Perjalanan Pandemik COVID-19 di Indonesia sejak Januari-Oktober 2020 (IDN Times/Sukma Shakti)

Berbagai upaya pun dilakukan agar pasien COVID-19 bisa segera sembuh. Di antaranya adalah tersedianya Hotel Asrama Haji dan Rumah Sakir Darurat Lapangan Indrapura yang dikhususkan bagi pasien COVID-19. Sehingga, perawatan bisa menjadi lebih fokus dan penularan terhadap pasien non COVID-19 dapat dihindari.

"Kesembuhan kita semakin meningkat setiap harinya. Karena memang yang kasus aktif ini mayoritas adalah OTG (Orang Tanpa Gejala)," pungkas Febri.

Infografis Gerakan 3M (IDN Times/Ryann Rezza Ardiansyah)

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Editorial Team