Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kadinkes: Keluarga Pasien Positif Covid-19 Cukup Karantina Mandiri

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita saat ditemui di kampanye pencegahan anak stunting, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengaku sudah mengetahui bahwa keluarga pasien positif Covid-19 belum menjalani tes virus corona. Ia menjelaskan alasannya untuk tidak langsung merujuk mereka ke rumah sakit.

Sebelumnya, Jubir Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid dr., Sp.P, FAPSR yang mengatakan bahwa keluarga dua pasien positif Covid-19 belum memeriksakan diri. Mereka terkendala biaya pemeriksaan.

1. Sudah lakukan tracing

Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Feny, sapaan akrab Febria mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan tracing dan sudah menghubungi keluarga pasien positif corona tersebut. Hal ini ia lakukan sesuai dengan instruksi pemerintah pusat agar penyebaran Covid-19 bisa terdeteksi dini.

"Jadi perlu diketahui, semua Pasien Dengan Resiko (ODR) Orang Dalam Pemantauan (ODP) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan positif akan dilakukan tracing," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Sabtu (21/3).

2. Keluarga masih diminta karantina mandiri

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Feny menjelaskan, meski mereka sudah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19, tak serta merta mereka menjadi PDP maupun ODP. Mereka tergolong ODR jika tidak menunjukkan gejala serius. Sementara ODR ini tidak diwajibkan untuk melakukan tes swab di rumah sakit.

Saat ini, yang Pemkot Surabaya lakukan terhadap keluarga tersebut adalah upaya karantina mandiri. Ia meminta agar keluarga tersebut mengisolasi diri di rumah selama 14 hari.

"Selama 14 hari itu kami pantau mereka, apabila ada keluhan atau gejala nanti dari puskesmas akan merujuk ke rumah sakit. Kalau memang tidak ada gejala tidak masalah," ungkapnya.

3. Akan diperiksakan secara gratis jika menunjukkan gejala

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita saat ditemui di kampanye pencegahan anak stunting, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Akan tetapi, jika anggota dari dua keluarga tersebut yang menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, dan sesak nafas, Feny tak akan ragu untuk memeriksakan mereka ke rumah sakit. Seluruh biaya pun akan ditanggung Pemkot Surabaya lantaran mereka memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Surabaya.

"Misal gejala batuk demam, langsung akan ditanggung oleh Pemkot. Jadi tidak hanya di RS Unair kalau di rawat di RS Surabaya. Nanti kita lakukan swab bisa di BBLK sama Unair," tuturnya.

Akan tetapi jika nantinya alat rapid test sudah ada di tangannya, ia akan langsung memeriksakan para ODR dengan alat tersebut. Oleh karena itu Feny sangat menanti kedatangan alat yang kabarnya sudah sampai di Indonesia itu.

"Orang dengan risiko hanya dipantau kalau dia tidak punya gejala ngapain diswab, tapi kalau kita sudah punya rapid test, itu yang semua ODR akan kita periksa," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us