Malang, IDN Times - Sejak kasus pengeroyokan anggota Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) oleh Juru Penumpang (Jupang) beberapa waktu lalu, pengelola Terminal Arjosari langsung melakukan penertiban pada jupang liar. Hasilnya, kini Terminal Arjosari mulai kembali ramai dipadati penumpang yang telah merasa aman.
Jupang Liar Diterbitkan, Terminal Arjosari Mulai Hidup Kembali

Intinya sih...
Penumpang mulai ramai menggunakan angkutan bus di Terminal Arjosari setelah penertiban jupang liar
Sopir bus mengakui bahwa jupang liar bisa menarik pungli hingga Rp10 ribu per sopir sebelumnya
Saat ini hanya ada 45 jupang dan mandor resmi yang terdata di Terminal Arjosari, dengan identitas yang lebih mudah dikenali publik
1. Sopir bus akui kini penumpang mulai ramai lagi menggunakan angkutan bus di Terminal Arjosari
Salah seorang sopir bus jurusan Malang-Surabaya, Sulianto mengatakan kalau ia merasakan perubahan signifikan di Terminal Arjosari sejak Jupang liar diterbitkan. Selain tidak lagi mendapatkan pungli, kini penumpang di Terminal Arjosari mulai bertambah.
"Sekarang kan lebih adil, soalnya kalau ada Jupang dia biasanya mengarahkan penumpang ke bus yang dia pilih sendiri. Kadang kita gak kebagian karena ada bus yang memang dibackingi (dilindungi) jupang liar tertentu. Sekarang penumpang bisa pilih sendiri bus mana yang mau dinaiki," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (8/7/2025). Ia mengakui ada konsekuensi kalau tidak memberikan sejumlah uang kepada jupang liar. Konsekuensi tersebut mulai dari tidak diberikan penumpang sampai konsekuensi kekerasan fisik.
2. Jupang liar bisa menarik Rp10 ribu per sopir bus
Kepala Terminal Tipe A Arjosari, Mega Perwira Donowati mengungkapkan sopir bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Terminal Arjosari sebelumnya bisa mendapatkan pungli dari jupang liar sebesar Rp3 ribu sampai Rp10 ribu. Para Jupang liar ini melakukan praktik premanisme sehingga para supir tidak berani melawan.
"Pungutan tersebut dibayarkan sesaat sebelum bus berangkat, jumlah Jupang liar yang sebelumnya bisa mencapai belasan hingga puluhan orang dan beroperasi dalam sistem shift. Bisa dibayangkan kalau sehari (1 bus) harus memberi berapa untuk Jupang liar," bebernya.
Mega mengungkapkan kalau Terminal Arjosari memulai menertibkan dan melakukan pendataan intensif sejak 22 Juni 2025. Sehingga kini tidak ada lagi ruang bagi jupang liar yang beroperasi di dalam area terminal. "Sekarang jupang liar sudah hampir tidak ada, bahkan saya pastikan tidak ada lagi. Semua jupang dan mandor yang ada di dalam terminal adalah resmi dari perusahaan otobus (PO) dan dapat dibuktikan melalui surat tugas," ujarnya.
3. Kini hanya ada 45 Jupang dan mandor resmi di Terminal Arjosari
Lebih lanjut, Mega memastikan kalau saat ini hanya ada 45 Jupang dan mandor resmi yang terdata dari berbagai PO. Mereka juga telah dibekali kartu pengenal dari perusahaannya masing-masing agar penumpang bisa memastikan mereka memang resmi.
"Kita telah meminta perusahaan untuk menyediakan identitas yang lebih mudah dikenali publik, seperti rompi khusus. Sudah saya minta, tapi masih butuh waktu (untuk dibuatkan)," pungkasnya.