IDN Times/Beautiful Banyuwangi
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tak menyangka jika kompetisi tersebut menarik banyak perhatian arsitek muda nasional. "Ini menjadi kabar baik bagi Banyuwangi. Sedikit demi sedikit mulai dikenal oleh komunitas arsitek," ujar Anas.
Pusat Informasi Pariwisata Geopark Nasional Banyuwangi (GNB) ini akan difungsikan sebagai pusat informasi tentang keberagaman geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya di sekitar situs-situs GNB. Banyuwangi sendiri telah ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional, yang saat ini dalam proses pengajuan masuk jaringan geopark dunia (Global Geopark Network UNESCO).
Lokasi pusat informasi geopark itu berada di tengah areal persawahan Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, seluas 8.200 meter persegi. Kenjo merupakan salah satu desa di Banyuwangi yang berada tak jauh dari kaki Gunung Ijen. Warga desa tersebut dikenal sebagai suku Osing, masyarakat lokal Banyuwangi.
Salah seorang juri yang juga arsitek kondang, Tan Tik Lam, memuji Banyuwangi yang menggelar sayembara desain bangunan publik. Menurutnya, ini akan membawa kebaikan bagi daerah.
"Apa yang dilakukan Pemkab (Banyuwangi) ini sangat positif, bangunannya pasti akan lebih adaptif terhadap masyarakat karena arsitek dalam membuat bangunan selalu memperhitungkan lingkungan, fungsi bangunan, publiknya, dan juga pemakainya. Ini membawa nilai positif untuk kawasannya," kata Tan Tik Lam.
Terakhir, Tan Tik Lam berharap karya pemenang ini bangunannya bisa segera diwujudkan dan dibangun dengan sebaik-baiknya. “Semoga menjadi fungsi yang dapat dimanfaatkan masyarakat," tutup Tan Tik Lam.