Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
SPPG di Desa Jomblang Kecamatan Takeran Magetan berhenti beroprasi akibat dana habis. IDN Times/Riyanto.
SPPG di Desa Jomblang Kecamatan Takeran Magetan berhenti beroprasi akibat dana habis. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Dapur tutup, orang tua kembali menanggung beban. Lima SPPG di Magetan berhenti produksi makanan bergizi gratis karena dana habis.

  • Kritik orang tua menguat karena penghentian program terjadi serentak menjelang akhir tahun. Mereka menilai ada jarak antara kebijakan di atas meja dan realitas di lapangan.

  • Orang tua soroti sistem, bukan petugas lapangan. Kritik makin keras karena fenomena berhentinya SPPG juga terjadi di banyak daerah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan menjadi penopang asupan gizi anak justru terhenti di ujung tahun. Di Kabupaten Magetan, lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berhenti beroperasi karena dana habis. Di mata para orang tua, kondisi ini menunjukkan satu ironi, program nasional berhenti, sementara kebutuhan makan anak tetap berjalan.

1. Dapur tutup, orang tua kembali menanggung beban

Satu dari 5 SPPG yang tutup di Kecamatan Kawedanan Magetan akibat dana habits. IDN Times/Riyanto.

Sedikitnya lima SPPG di Magetan menghentikan produksi dan distribusi makanan bergizi gratis. Lokasinya tersebar di Plaosan, Kawedanan Mojorejo, Ngariboyo Banjarejo 01, Kawedanan Genengan, dan Takeran Jomblang.

Penghentian ini bukan karena sepi penerima manfaat, melainkan karena dana operasional belum kembali cair. Akibatnya, dapur-dapur yang selama ini menyuplai makanan bagi siswa, balita, dan ibu hamil mendadak berhenti beroperasi.

Bagi orangtua, kondisi ini berarti satu hal, beban kembali ke rumah.

“Kalau berhenti seperti ini, ya otomatis kami yang menutup kekurangannya. Padahal sebelumnya anak-anak sudah terbantu,” kata Sulastri (34), wali murid di Kecamatan Plaosan.

2. “Anak makan tiap hari, bukan ikut tahun anggaran”

Nanik Sumatri, bupati Magetan saat sidak program MBG di SMPN 1. IDN Times/Riyanto.

Kritik orang tua menguat karena penghentian program terjadi serentak menjelang akhir tahun. Menurut mereka, persoalan administrasi seharusnya tidak berdampak langsung pada kebutuhan dasar anak. “Katanya ini program nasional. Tapi kok berhentinya selalu barengan akhir tahun. Anak makan tiap hari, bukan nunggu tahun anggaran,” ujar Sulastri.

Hal senada disampaikan Wahyudi (41), orangtua siswa di Kecamatan Kawedanan. Ia menilai ada jarak antara kebijakan di atas meja dan realitas di lapangan. “Di atas mungkin cuma soal laporan dan anggaran. Di bawah, ini soal perut anak. Kalau program gizi berhenti, ya yang kena langsung keluarga kecil,” katanya.

3. Orang tua soroti sistem, bukan petugas lapangan

Satu dari 5 SPPG yang tutup di Kecamatan Kawedanan Magetan akibat dana habits. IDN Times/Riyanto.

Sebagian orang tua menegaskan kritik mereka bukan ditujukan kepada petugas SPPG di lapangan, melainkan pada sistem pendanaan yang dinilai kaku. Petugas dapur itu sudah kerja bagus. Masalahnya di sistemnya. Masa urusan makan anak bisa kalah sama urusan tutup buku,” ujar Wahyudi.

Penghentian operasional SPPG di Magetan sendiri dibenarkan Sekretaris Daerah sekaligus Ketua Satgas Percepatan Program MBG Kabupaten Magetan, Wely Kristianto. “List yang berhenti ops karena dana habis,” ujarnya, Selasa (23/12/2025). Ia menegaskan, seluruh pendanaan MBG berasal dari pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN), sehingga pemerintah daerah memiliki keterbatasan kewenangan.

4. Kritik makin keras karena terjadi di banyak daerah

Suasana dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Lembeyan. IDN Times/Riyanto.

Fenomena berhentinya SPPG tak hanya terjadi di Magetan. Di sejumlah daerah lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah, penghentian operasional juga terjadi menjelang akhir tahun akibat dana habis dan penyesuaian administrasi. Bagi orang tua, fakta ini justru memperkuat kritik bahwa desain program belum sepenuhnya berpihak pada kebutuhan dasar penerima manfaat.

“Kalau ini kejadian di banyak daerah, berarti masalahnya bukan kebetulan. Ini soal sistem,” kata Sulastri.

Pemerintah memastikan operasional SPPG akan kembali berjalan normal pada Januari 2026. Namun bagi para orang tua, jeda di akhir tahun ini meninggalkan catatan penting, ya know program gizi tak seharusnya ikut berhenti hanya karena tahun anggaran berakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Topics

Editorial Team