Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jembatan Penghubung 3 Kecamatan di Caruban yang Ambles Dibuka Darurat

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Jembatan di Jalan Patimura, Caruban, Kabupaten Madiun yang ambles pada 17 April lalu dipastikan dapat dilalui kendaraan bemotor saat arus mudik dan balik Lebaran. Namun, para pengguna jalan harus mengurangi kecepatan saat melintasi infrastruktur penghubung tiga wilayah kecamatan, yakni Mejayan, Saradan, dan Pilangkenceng itu.

Hingga Jumat (31/5) atau H-5 Lebaran, sejumlah drum dipasang di tengah maupun tepi jembatan untuk tanda agar pengguna jalan lebih berhati-hati. Sebab, ada beberapa bagian yang berbahaya jika dilewati kendaraan bermotor, seperti pada bagian tepi jembatan yang belum dipasang pembatas jalan.

1. Tidak mempertimbangkan pencapaian kinerja proyek

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Selain itu, sejumlah pekerja masih melakukan aktivitasnya di lokasi proyek tersebut. Mereka membersihkan sisa material di jalan agar lebih nyaman ketika dilalui para pemudik. "Itu sifatnya darurat yang penting bisa dilewati saat arus mudik dan balik Lebaran," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupetan Madiun Arnowo Widjaja.

Karena sifatnya darurat, maka ia mengaku kesulitan menentukan pencapaian pekerjaan tersebut." Progres-nya tidak kami hitung dan setelah Lebaran baru pekerjaan akan diteruskan," ujar Arnowo sembari menyatakan meski darurat jembatan itu layak dilalui kendaraan bermotor.

2. H+10 Lebaran akses di jembatan kembali ditutup

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Madiun Kurnia Aminulloh menambahkan, jembatan di Jalan Patimura, Caruban itu mulai dibuka pada Jumat (31/5). Sesuai rencana akan kembali ditutup pada H+7 Lebaran atau Rabu (12/6) untuk kembali diperbaiki.

Selama arus mudik dan balik Lebaran, sejumlah rambu akan dipasang di sekitar jembatan. Salah satunya pembatas jalan berbahan atom yang dimiliki Dishub. "Selain lebih aman diharapkan bisa lebih bagus dipandang para pemudik," kata dia.

3. Hanya boleh dilalui kendaraan pemudik

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Disinggung tentang operasional jembatan yang masih bersifat darurat, Kurnia menuturkan hanya diperuntukkan untuk sepeda motor dan mobil pribadi. Untuk kendaraan beroda empat ke atas tetap dilarang melintasi infrastruktur yang ambles akibat banjir pada Maret lalu. 

Karena itu, untuk kendaraan beroda empat ke atas tetap dialihkan ke jalur truk, yakni Jalan Diponegoro hingga tembus ke Jalan Panglima Sudirman (jalur utama Madiun - Surabaya). Hal ini untuk menghindari kerusakan jembatan Patimura yang memang belum sepenuhnya rampung diperbaiki. 

4. Kerusakan jembatan adalah efek banjir besar Maret lalu

IDN Times/Nofika Dian Nugrohi

Catur Priyambodo, salah seorang warga, mengungkapkan bagian plat injak yang kini ambles itu sudah beberapa kali ditambal. Dia menilai kondisi ini terjadi akibat tingginya intensitas kendaraan pengangkut barang dengan muatan berat yang melintasinya.

Selain itu, bagian pondasi terus diterjang aliran air selama sebulan terakhir. Ini karena banyaknya ranting bambu di bawah jembatan yang membuat arah air menuju ke pondasi.

"(Ambles) ini mungkin puncak dari gerusan air yang terjadi selama ini," ujarnya kepada IDN Times.

5. Diperlebar pada era 1987-1989

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Berdasarkan informasi yang dihimpun IDN Times dari sejumlah warga, jembatan di antara Desa Ngampel - Desa Bajulan itu mulai dilebarkan antara tahun 1987-1989. Akses jalan dari Caruban menuju Pilangkenceng dan Saradan itu mulai dijadikan jalur kendaraan angkutan barang pada tahun 1998.

Adapun rutenya Caruban - Saradan dan keluar ke jalur utama Madiun - Surabaya (pertigaan di dekat perlintasan kereta api, Kaligunting, Mejayan). Pertigaan ini menjadi salah satu titik rawan macet saat arus lalu lintas tinggi. Tepatnya, sebelum jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi - Wilangan dioperasionalkan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nofika Dian Nugroho
EditorNofika Dian Nugroho
Follow Us