Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Achmad Syamsudin saat membuat lampion di bengkelnya. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Jelang perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina pada 29 Januari 2025, para perajin lampion di Kota Malang mulai sibuk. Mereka kebanjiran orderan baik dari dalam kota maupun luar provinsi. Salah satunya adalah Achmad Syamsudin, perajin lampion di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

1. Achmad Syamsudin dapat pesanan sekitar 2.600 lampion tahun ini

Achmad Syamsudin saat membuat lampion di bengkelnya. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Achmad Syamsudin mengungkapkan jika sejak 4 Desember 2024 ia sudah mulai mendapat banyak orderan lampion untuk perayaan Imlek tahun 2025. Sejauh ini, ia telah mendapat orderan sebanyak 2.600 lampion baik dari dalam maupun luar kota.

"Pesanan dari Jakarta totalnya sekitar 2 ribu lampion. Sementara 600an lampion dari Jawa Timur mulai Malang, Surabaya, sampai Mojokerto," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (23/1/2025).

Achmad mengungkapkan sebenarnya ia mendapat orderan 6 ribu lampion dari Jakarta, tapi ia mengakui kalau jumlah pegawainya tidak mencukupi. Jadi ia hanya menerima 2 ribu orderan, sementara sisanya ia arahkan ke perajin lain di Malang dan sekitarnya.

"Kemudian pesannya itu dari Desember ya, jadi mepet waktunya, belum lagi proses pengepakkannya. Akhirnya saya ambil 2 ribu pesanan itu, karena juga harus membuat yang pesanan dari Jawa Timur," bebernya.

2. Lampion buatan Achmad Syamsudin banyak dipesan karena bentuknya tidak mainstream

Achmad Syamsudin saat membuat lampion di bengkelnya. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Achmad mengungkapkan alasan ia kebanjiran orderan karena ia berkreasi pada bentuk lampion yang ia buat. Tidak hanya membuat lampion pada umumnya, ia juga membuat lampion dengan bentuk bervariasi.

"Tahun ini yang banyak bentuknya, misalnya seperti bola sama kapsul, berbeda dengan tahun lalu yang modelnya shio gitu. Kalau harganya bervariasi tergantung model, kisarannya antara Rp20 ribu sampai Rp60 ribu per biji," ungkapnya.

Achmad kini tengah mengejar target agar lampion bisa selesai sebelum tanggal 29 Januari 2025. Bersama 13 pegawainya, ia telah membuat 1.920 lampion, dan telah dikirimkan ke Jakarta seluruhnya. Kini ia harus mengejar sekitar 680 lampion untuk dikirim ke Jakarta.

"Kalau pesanan dari Jawa Timur gampang, buat hari ini bisa langsung dikirim ke pemesan. Kalau yang dari Jakarta sudah kita kirim bertahap sejak tanggal 5 Desember (2024)," jelasnya.

3. Achmad Syamsudin agak resah karena harga bahan baku yang naik

Ilustrasi lampion. (Unsplash/Glenn Villas)

Lebih lanjut, Achmad mengungkapkan jika ia agak dibuat dilema karena harga bahan baku pembuatan lampion mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Bahan-bahan pembuatan lampion sendiri diantaranya kertas, bambu, benang, hingga botol plastik.

"Tapi saya tidak bisa menaikkan harga, karena takutnya tidak ada yang mengambil. Tapi yang penting ada pesanan sehingga ada pemasukan, dan anak-anak bisa tetap kerja," tandasnya.

Achmad juga masih bersyukur tahun ini ada peningkatan pemesanan sebanyak 20-30 persen dibandingkan tahun lalu. Pasalnya ia melihat secara umum permintaan lampion di pasaran juga sedang lesu tahun ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team