Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251117-WA0017.jpg
Pertemuan Menteri Haji dan Umrah M. Irfan Yusuf bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Grahadi. Dok. Pemprov Jatim.

Intinya sih...

  • Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi membuka peluang bagi produk-produk Jawa Timur untuk masuk sebagai konsumsi jemaah haji Indonesia.

  • Produk siap saji asal Jawa Timur seperti rendang dan nasi goreng dinilai cocok untuk selera masyarakat Indonesia.

  • Jatim bersama para pengusaha industri halal akan segera menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan sehingga bisa dikirim ke Arab Saudi saat musim haji maupun umrah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times – Menteri Haji dan Umrah, M. Irfan Yusuf, menegaskan bahwa pemerintah tengah membuka peluang bagi produk-produk Jawa Timur untuk masuk sebagai konsumsi jemaah haji Indonesia. Hal itu disampaikannya usai bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Minggu (16/11/2025) malam.

Irfan menyebut bahwa pertemuan dengan Khofifah lebih banyak membahas potensi produk makanan dari Jawa Timur untuk kebutuhan jemaah haji, sejalan dengan arahan Presiden agar dana haji turut memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Indonesia.

“Ada beberapa hal yang kita sampaikan. Yang pertama tentu terkait persiapan Jawa Timur terkait kemungkinan penambahan kuota untuk Jawa Timur. Yang kedua, tentu terkait apa yang bisa kita maksimalkan dari produk-produk Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan jamaah, sesuai harapan Presiden untuk bisa memaksimalkan produk-produk dalam negeri,” ujarnya.

Menurut Irfan, sejumlah produk siap saji asal Jawa Timur telah dicoba langsung. Ia menyebut beberapa hidangan seperti rendang dan nasi goreng dinilai cocok untuk selera masyarakat Indonesia.

“Ada beberapa produk makanan siap saji, RTE ready to eat, ada rendang, ada nasi goreng. Sudah coba tadi, dan rasanya saya kira masuk ke lidah masyarakat kita, terutama masyarakat Jawa Timur dan masyarakat Indonesia secara umum,” katanya.

Namun, Irfan menegaskan bahwa masih ada aspek teknis yang harus dibahas sebelum produk tersebut dapat dibawa ke Arab Saudi. “Tinggal kita bagaimana memikirkan teknis, apakah ini bisa masuk ke Saudi atau enggak. Nanti kita menyarankan,” ujarnya.

Irfan menjelaskan bahwa produk RTE dari Jawa Timur diproyeksikan untuk kebutuhan konsumsi jemaah khususnya selama proses puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Ini tadi makanan ready to eat, jadi tidak perlu dimasak karena sudah siap saji khusus untuk konsumsi jamaah selama di Arafah, Muzdalifah, Mina,” katanya.

Ia menambahkan bahwa bukan hanya Jawa Timur yang mengajukan produk makanan untuk jemaah haji. “Ada banyak. Jateng ada, Jawa Barat juga ada, DKI juga ada. Beberapa waktu lalu saya ke Padang, mereka juga berpikiran bagaimana rendang mereka bisa menjadi makanan jamaah haji,” ujarnya.

Terkait peluang produk Jatim, Irfan menyampaikan bahwa keputusan teknis akan dibahas oleh Direktorat Jenderal Ekosistem Ekonomi Haji. “Nanti ada Dirjen Ekosistem Ekonomi Haji yang akan membahas ini secara teknis maupun harga. Nanti kita bicarakan, kira-kira masuk apa enggak untuk makanan haji,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Khofifah menegaskan kesiapan Jatim untuk jadi pemasok makanan bagi jemaah haji dan umrah. "Kami siap mensuplai produk makanan siap saji atau Ready To Eat, sehingga bisa dikonsumsi jemaah haji dan umrah dari Indonesia selama melaksanakan ibadah di Tanah Suci," tegasnya.

Produk permakanan RTE, lanjut Khofifah telah banyak di gunakan di Jatim yang di packaging dalam bentuk kemasan yang terjamin dan tersertifikasi halal yang biasa disiapkan saat terjadi bencana alam. "Makanan dalam Ready To Eat biasanya kami berikan dalam bentuk kaleng yang bisa segera di makan oleh para penyintas saat terjadi bencana alam," terangnya.

Nantinya, kata Khofifah, Pemprov Jatim bersama para pengusaha industri halal akan segera menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan sehingga bisa dikirim ke Arab Saudi saat musim haji maupun umrah. "Kami berharap Kemenhaj dan Umrah bisa mendetailkan item item apa saja dibutuhkan. Saya yakin bisa menggerakkan sektor UMKM di Jatim," harapnya.

Editorial Team