Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terus memperluas jejaring internasional. Kali ini melakukan penguatan kerja sama bilateral Jatim–AS di bidang pendidikan, kesehatan, dan investasi.
Dalam sektor pendidikan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa sudah ada dua nota kesepahaman (MoU) aktif antara perguruan tinggi di Jatim dengan mitra dari Amerika Serikat.
Pertama, kerja sama antara Universitas Brawijaya (UB) dengan Texas International Education Consortium (TIEC). Melalui MoU ini, mahasiswa UB dapat memulai studi magister (S2) di UB dan melanjutkannya di universitas anggota TIEC di Amerika Serikat.
"Kami sudah menandatangani dua MoU. Pertama antara Universitas Brawijaya dengan Texas International Education Consortium. Skemanya, mahasiswa bisa memulai S2 di Unibraw lalu menyelesaikannya di Amerika,” ujar Khofifah.
Kerja sama kedua dilakukan antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Arizona State University (ASU).
Program ini memungkinkan pertukaran dosen dan pengajaran bidang desain aplikasi serta teknologi informasi bagi pemuda usia 18–24 tahun.
Selain itu, Johns Hopkins University juga tengah menjajaki kolaborasi riset dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Malang. Khofifah juga berharap dukungan Amerika dalam pengiriman native speaker untuk mengajar di sekolah-sekolah matra di Jawa Timur.
"Maka dari itu, kita butuh native speaker untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi anak-anak kita,” katanya.
Dalam bidang kesehatan, Pemprov Jatim akan berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat. Konferensi bersama akan diselenggarakan untuk membahas penanganan penyakit menular.
Adapun di sektor investasi, Khofifah menyebut ada perusahaan asal Amerika Serikat yang berencana membangun pabrik besar di Gresik. Proyek ini diyakini akan menyerap banyak tenaga kerja lokal dan memperkuat struktur ekonomi Jatim.
"Saya mendukung sekali semua program ini. Terutama bidang pendidikan, karena ini bisa menjadi motor peningkatan kualitas SDM kita, bukan hanya bergantung pada SDA,” tegas Khofifah.