Surabaya, IDN Times - Belakangan ini pemerintah sibuk menghapus mural bermuatan kritik mengenai penanganan pandemik COVID-19. Tindakan penggapusan mural itu pun dikritik Ketua Pusat Studi Industri Kreatif Pasca Sarjana Universitas Airlangga (Unair), Igak Satrya Wibawa.
Menurut Igak, mural telah dikenal sejak dahulu sebagai salah satu media berekspresi. Melalui perkembangannya, mural di era kontemporer menjadi hal yang tak terpisahkan saat menyebutkan kata kritik di ruang publik. Mural sudah dikenal menjadi media komunikasi bagi masyarakat.
"Mural adalah salah satu bentuk streetart, menjadi media komunikasi yang cukup sering digunakan masyarakat dalam menyampaikan pesan, harapan dan kritik kepada pihak yang punya privilege atau kekuasaan tertentu," ujarnya tertulis, Kamis (19/8/2021).