Jalur Ponorogo – Pacitan Ambles, Perbaikan Permanen Tunggu Kajian Ahli

Menurut dia, jalur bagi kendaraan roda delapan ke atas yang melaju dari arah Ponorogo menuju Pacitan dialihkan lewat wilayah Wonogiri, Jawa Tengah. Adapun rutenya, Ponorogo Kota – Badegan – Ngadirojo (Wonogiri) – Donorojo (Pacitan). Begitu pula sebaliknya.

“Jalur itu kami kira paling aman karena jalannya lebar dan bagus,” ujar mantan Kasubag Humas Polres Madiun itu.

Selain itu, Paidi menuturkan, arus lalu lintas di titik jalan ambles dan retak diterapkan sistem buka-tutup. Kendaraan dari arah Ponorogo maupun Pacitan harus secara bergantian melintas ketika memasuki  lokasi infrastruktur yang rusak tersebut.

Pemberlakuan sistem buka tutup juga dikarenakan masih berlangsungnya perbaikan jalan oleh UPT Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU dan Bina Marga Provinsi Jawa Timur Wilayah Madiun. Adapun perbaikan yang dijalankan dengan menutup retakan tanah menggunakan semen dan pasir.

Kepala UPT Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas (PJJD) PU dan Bina Marga Provinsi Jawa Timur Wilayah Madiun, Marijatul Kitijah, mengatakan penanganan yang dilakukan masih bersifat darurat. Tujuannya untuk menutup celah retakan tanah dan kemasukan air. “Yang dapat memperparah amblesan,” ujar dia dihubungi terpisah.

Upaya yang dilakukan itu, Kiti – panggilan Marijatul Kitijah – menjelaskan, sebagai pengaturan air yang masuk ke dalam tanah agar segera keluar. “Kontur tanahnya labil, kalau terendam air terlalu lama dapat mempercepat amblesnya,” katanya.

Selain itu, petugas dari UPT PJJD juga melakukan pengurukan ke titik-titik yang ambles agar permukaan jalan kembali rata. Namun hasilnya tetap belum dapat dilalui kendaraan yang memiliki roda lebih dari delapan. “Untuk penyebab dari kerusakan kami sudah kami survei dan investigasi, yakni karena kontur tanahnya labil,’’ ujar Kiti.

Karena itu, ketika terus diguyur hujan mudah ambles dan longsor. Apalagi tanah di titik jalan yang ambles menyerupai kapur. “Kemarin (Kamis), kami juga merapatkan penanggulangan permanennya,” kata dia.

Untuk penanggulangan permanen, Kiti menjelaskan, pihaknya melibatkan tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Sebab, kontur tanah labil tidak hanya pada jalan melainkan juga pada tebing di salah satu sisi akses lalu lintas tersebut.

Dengan keterlibatan ahli dari UGM diharapkan mampu merumuskan jenis konstruksi yang nantinya dipakai dalam perbaikan permanen. Dengan demikian, jalan ambles maupun retak tidak terjadi lagi di titik yang sama.