Dikutip dari situs VOA Indonesia, dengan menampilkan sketsa wajah Maria Walanda Maramis, Doodle Google mencatat bahwa sosok perempuan kuat ini mulai mengalihkan perhatian pada dunia politik dengan memperjuangkan hak perempuan agar suara mereka didengar, setidaknya dalam badan perwakilan Minahasa, yang dikenal sebagai “Minahasa Raad.”
Semula badan ini hanya beranggotakan laki-laki, tetapi Maria berjuang keras agar perempuan dapat ikut duduk menjadi wakil-wakil di badan tersebut. Perjuangannya membuahkan hasil ketika pada tahun 1921 pemerintahan di Batavia, sebutan pemerintah Hindia Belanda untuk “Jakarta,” mengizinkan perempuan ikut dalam pemilu.
Untuk menghormati apa yang telah dilakukannya bagi perempuan Indonesia, pemerintah mengangkat Maria Walanda Maramis sebagai pahlawan nasional tahun 1969.
Perjuangannya bagi emansipasi perempuan dalam dunia politik Indonesia, khususnya di Minahasa, diperingati pada hari ulang tahunnya.
Sebuah patung juga dibangun untuk mengenang peran penting yang dimainkannya. Patung Walanda Maramis yang terletak di Komo Luar, sekitar 15 menit dari pusat kota Manado ini, menunjukkan sosok perempuan yang mengenakan kain dan berdiri gagah sambil memegang tangan seorang anak perempuan.
O iya, Maria juga tetap aktif di PIKAT hingga dia meninggal di Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924.
Nah, para millennials perempuan, jangan sia-siakan suara kamu juga ya dengan ikut serta di Pemilu 2019 karena hak pilih itu sudah diperjuangkan oleh pahlawan-pahlawan kita lho.