ISP Tumbuh 23,4 Persen, APJII Jatim Bantu Internet hingga Pelosok Desa

Surabaya, IDN Times - Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur, menyebut Internet Service Provider (ISP) atau layanan penyedia internet di wilayah Jawa Timur mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
"Iya (pertumbuhan ISP Jatim, mencapai), 23,4 persen dari 2023 ke 2024," ujar Ketua APJII Wilayah Jawa Timur, Yosvensa Setiawan saat Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) APJII Jatim di Hotel Santika Surabaya, Rabu (21/5/2025).
Yosvensa mengatakan, walau demikian, pertumbuhan ISP ini juga berdampak buruk terhadap dunia usaha penyedia layanan internet. Salah satunya terjadinya persaingan yang tidak sehat.
"Efek buruknya dengan banyaknya penyedia, tapi pembelinya atau pelanggannya ini hanya itu-itu saja, akhirnya akan terjadi saling bunuh, saling adu harga. Ini yang yang akhirnya jadi merusak ekosistem," ungkapnya.
Untuk itu, dalam raker tersebut pihaknya berharap ada kolaborasi dan sinergi baik antar pengusaha maupun dengan pemerintah. Sehingga usaha layanan internet di Jawa Timur akan semakin baik.
"Selain dari networking perangkat dan jaringannya, kita juga perlu menetworking-kan, menjaringkan manusia dan perusahaan-perusahaan sehingga bisa bersinergi sampai bisa mendapatkan hasil yang lebih baik di kedepannya begitu," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Rakerwil 2025 yang juga Sekretaris Wilayah APJII Jatim, Herry Darmawan mengatakan, APJII Jatim selama ini telah membantu pemerintah menyediakan akses internet hingga ke pelosok-pelosok desa.
"Itu beberapa di antara kami sudah, sudah ada yang kami cover. Jadi mungkin di sana sinyal handphone enggak ada, tapi sinyal internet ada. Kami bantu elalui penetrasi jaringan," ungkapnya.
Herry menambahkan melalui Rakerwil ini, pihaknya mengumpulkan seluruh anggota untuk mendapat pemaparan program kerja dan kendala selama di lapangan. Anggota juga bisa memberikan aspirasi, sehingga layanan internet di Jatim akan semakin baik.
"Jadi rapat kerja yang artinya kami mengumpulkan seluruh anggota, kami sebagai pengurus kami paparkan program-program kami, kemudian kendala apa yang mereka alami di lapangan, masukan apa yang mereka bisa berikan kepada kami, itu akan kami serap untuk kami jadikan program-program berikutnya," pungkas dia.
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur menyebut saat ini pentrasi Internet mencapai 89,11 persen. Namun, masih ada 30 titik blank spot di seluruh Jawa Timur.
Kadis Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin mengatakan, penetrasi internet di Jatim lebih tinggi dari nasional. Pentrasi internet di Indonesia hanya 79,5 persen.
"Penetrasi internet di Indonesia itu sudah 79,5 penetrasi. Di Jawa Timur lebih tinggi 89,11 persen," ujar Sherlita.
Pada tahun 2025 ini ada sebanyak 30 titik blank spot di Jatim. 30 titik itu di antara 23 wilayah sekolah dan sisanya adalah hutan raya.
"(Titik blank spot) salah satunya itu ada di Masa Lembu. Di Pulau Masa Lembu. Jadi kan ini ya apa ya apa pemahamannya adalah bagaimana kemudian teman-teman ini bisa punya akses internet untuk pendidikan," ungkapnya.
Pihaknya pun telah memberikan bantuan layanan internet pada titik-titik blak spot bekerjasama dengan APJII Jatim. Hal ini mengingat internet merupakan bagian dari sarana pendidikan.
"Tahun ini di 2025 kami bersama dengan Dinas Pendidikan, bersama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata ada 30 titik lokasi blank spot yang kami bantu layanan internet, kami pasang layanan internetnya. Itu di antaranya 23 lokasi sekolah SMA, SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov itu kami pasang," jelasnya.