Surabaya, IDN Times - Hingga saat ini Kota Surabaya masih menggunakan rapid test sebagai deteksi awal dalam penuntasan COVID-19. Meski akurasinya minim, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya memiliki berbagai alasan untuk tetap mempertahankan penggunaan rapid test.
Masih massifnya penggunaan rapid test sendiri mulai mendapat kritik dari beberapa kalangan termasuk epidemiolog. Selain karena akurasinya minim, hal ini juga tak sesuai dengan klaim pemerintah. Presiden Joko Widodo menyebut bahwa salah satu perusahaan negara mampu memproduksi alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) hingga 50.000 unit per pekan.