Inilah Isi Pesan Terakhir Syachrul Anto kepada Istrinya

Surabaya, IDN Times - Pesan Whatsapp masuk di ponsel Lyan Kurnawati (38) pada Kamis (1/11) pukul 00.32 WIB. Pesan itu rupanya berasal dari kontak bernama Ayah Syachrul Anto. Emotikon hati juga mengikuti nama kontak tersebut. Siapa sangka pesan itu menjadi pesan terakhir suaminya, Syachrul Anto, yang gugur saat bertugas mengevakuasi Lion Air JT 610, pada Jumat (2/11).
1. Percakapan terakhir terjadi di aplikasi Whatsapp
Lyan tak menyangka, obrolan mesra itu menjadi obrolan terakhirnya bersama Syachrul. Pesan-pesan singkat itu pun menjadi percakapan terakhir sarat makna dari mendiang Anto.
"Obrolan sebelum ia menyelam itu obrolan biasa. Tapi sempat mengirimkan pesan ini. Saya tak mengira, ini adalah pesan terakhir. Saya baru sadar sekarang, Ayah menyampaikan pesan terakhirnya," tutur Lyan di ruang tamu rumah duka Jalan Bendul Merisi Utara VIII, Sabtu (3/11).
2. Pesan terakhir nampak seperti kata-kata puitis biasa
Pesan tersebut nampak seperti pesan biasa bagi sebagian orang. Maklum, pesan ini telah beredar berantai di Whatsapp. Namun, saat Lyan mencermati pesan itu lagi, membuat air matanya keluar.
"Dia juga menceritakan perasaannya melihat banyaknya korban. Kematian itu sudah dituliskan dan kita hanya menjemput," tutur Lyan terbata-bata.
3. Obrolan mesra tetap dilontarkan sebelum misi penyelaman
Sebelum menuju titik penyelaman, Anto tak pernah absen melapor kepada Lyan. Panggilan "sayang" dan "ayah-bunda" masih diberikan oleh pasangan yang telah memiliki dua anak ini.
"Yayah berangkat sayang ke titik koordinat malam ini, penyelaman besok pagi. Bismillah tawaqqaltu alallah laa haula walaa quwata illa billah," tulis Anto dengan menyertakan beberapa swafoto bersama rekan relawan lain.
4. Pesan penuh makna dari Anto
Berikut isi pesan yang dikirimkan Syachrul kepada istrinya melalui WhatsApp:
Assalamualaikum
TAKDIR
Pagi itu. Satu demi satu penumpang mendekat ke pintu keberangkatan di Soekarno Hatta. Petugas check in menyambut mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang mendekati takdirnya.
Ada yang tertinggal karena macet di jalan, ada yang pindah ke pesawat yang lebih awal karena ingin cepat sampai dan ada juga yang batal karena ada urusan lain yang tiba tiba.
Tak ada yang tetukar.
Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka di takdirkan dalam suatu janjian berjamaah. Takdirnya seperti itu, tanpa dibedakan usia. Proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan lion hari ini, hanya sebuah proses jalan untuk pulang, menjumpai takdir yang tertulis di Lahul Mahfuz. Sebuah catatan yang tak pernah kita lihat, tapi kita jumpai.
Takdir sangatlah rapih tersusun,kehendak Allah tak terjangkau dengan akal manusia...
Allahuakbar...
Lalu kapan giliran kita pergi ? Hanya Allah yang tau.
Kesadaran iman kita berkata. Bersiap setiap saat, kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Mari kita benahi kataqwaan kita untuk bekal pulang ke kampung abadi.
Hanya itulah jalan terbaik.
Suratan manusia adalah dibumi dikembalikan...
Semoga diakhir nafas kita, dengan La Ilahaillallah-Chusnul khotimah Aamiin
KN SAR 231 Sadewa @ Tj Kawarang #JT601