Bangunan Porits di kompleks ITS. Repro IDN Times/Fitria Madia
Saat itu Totok mengakali jumlah clay yang terlalu tinggi dengan penambahan kapur. Namun, untuk membentuk bata tanah padat dari bahan lumpur Lapindo diperlukan jumlah semen yang banyak. Penambahan pasir juga diperlukan dalam adonan.
"Sebenarnya bukan tidak bagus. Tapi tidak ekonomis. Harus menambah semen banyak sekali. Jadi tidak direkomendasikan," jelasnya.
Selain itu, penyedia jasa antar lumpur mengeluh ketika mengangkut lumpur ke perajin. Butuh waktu seminggu untuk menghilangkan bekas lumpur di truk mereka.
Hingga saat ini Totok masih belum meneruskan penelitian pemanfaatan lumpur Lapindo sebagai bata tanah padat tersebut. Dia tetap berharap bisa meneruskan penelitan tersebut dan membantu mengatasi luapan lumpur Lapindo yang belum berhenti sampai detik ini.