Ikut Protes Pemilu di Bawaslu Jatim, Santri: Capek

Surabaya, IDN Times - "Aksi Damai Bela Kedaulatan Rakyat" yang digelar di dekat Kantor Bawaslu Jatim, Jumat (17/5) rupanya juga diikuti oleh anak-anak. Di antara ribuan massa yang semangat ketika menyerukan takbir, terlihat anak-anak yang kelelahan dan duduk menepi sembari memegangi bendera tauhid.
1. Anak-anak diminta ikut oleh ustaz
Salah satu kerumunan anak laki-laki mengatakan bahwa mereka berasal dari Pondok Pesantren Darul Jihad, Surabaya. Mereka datang karena diperintah oleh guru atau ustaz mereka. Tak semua anak bisa ikut, hanya murid-murid pilihan.
"Dipilih sama ustaz. Gak semuanya. Ada juga yang jaga pondok," ujar salah satu santri.
2. Para anak-anak kelelahan
Sembari memegangi bendera merah putih, ia duduk di tepi jalan. Sesekali dirinya membenarkan peci putih yang ia kenakan. Ia dan teman-temannya juga nampak mengipas tubuh mereka dengan tangan lantaran suhu udara yang semakin panas di tengah kerumunan ribuan massa.
"Iya saya puasa. Capek," ucapnya lugu.
3. Tidak tahu sedang ikut demo apa
Siswa yang kini duduk di bangku kelas 1 SMP tersebut mengtakan bahwa sebenarnya ia juga tidak mengerti apa yang mereka lakukan di sana. Sang ustaz hanya berkata bahwa mereka diajak untuk demo. Hanya sebatas kata demo saja yang mereka tahu.
"Ini lagi emmm gak tahu hehe," tuturnya.
4. Massa berdemo untuk Pemilu 2019
Siswa Ponpes Darul Jihad bersama ribuan massa lainnya tengah melakukan aksi unjuk rasa di sekitar kantor Bawaslu Jatim. Mereka merupakan massa dari Forum Umat Islam yang berpendapat bahwa Pemilu 2019 telah berlangsung secara tidak jujur dan adil.
"Kami tidak setuju dan menolak dengan keras Pemilu yang sama sekali tidak santun ini. Kami menuntut kedaulatan rakyat dan keadilan. Para ulama hanya menyampaikan, bapak-bapak hanya menjalankan dan melaksanakan. Apabila engkau tak menerima maka ditanggung saat kiamat," ujar salah satu orator dari mobil komando.