IDN Times/Mohamad Ulil Albab
Kasie Pemberdayaan Usaha Mikro, Diskop Usaha Mikro Banyuwangi, Budi Pringgo Cahyono mengatakan, pelatihan kerajinan merupakan salah satu keinginan masyarakat Kemiren sendiri yang diajukan melalui program Musrenbangdes.
"Jadi ini sifatnya dari bawah ke atas, sesuai apa yang diinginkan masyarakat, kami memfasilitasi. Kami hadirkan pelatih yang sudah berpengalaman, sekaligus saya target pelatihnya bisa membantu pemasaran produknya," kata Budi.
Hingga bulan Oktober 2019, Diskop Usaha Mikro telah memberikan pelatihan ke 75 desa yang tersebar se-Kabupaten Banyuwangi dengan peserta masing-masing desa antara 25-30 orang. Bila dijumlah, sudah ada 1800 hingga 2000 orang yang belajar untuk menjadi wirausa baru.
"Siapapun bisa mendapatkan pelatihan ini melalui Musrenbang, tapi giliran. Mulai dari pelatihan membuat batik, bordir jahit, aneka olahan makanan, dan aneka kerajinan sesuai potensi di desanya," ujarnya.
Budi melanjutkan, saat ini jumlah pengusaha mikro di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebanyak 269 ribu dengan modal kurang dari Rp50 juta, mulai bidang jasa dan produksi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga 12 persen di tahun 2018, seiring pelatihan yang digelar.
"Kami mengutamakan skill , nanti untuk permodalam kami dorong pemerintah desa, bisa lewat Bumdes. Dari pengamatan kami, Rata-rata yang dilatih 85 persen lanjut berwirausaha," katanya.