Luapan lahar yang menghantam pemukiman saat guguran awan panas Gunung Semeru. (IDN Times/Ulil Albab)
Dari luasan 90,98 Ha, terbagi di dua wilayah Desa Sumberwujur, Kecamatan Candipuro dan di Desa Oro Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo. Penentuan dua lokasi tersebut sepenuhnya berdasarkan Hasil Rapat antara Pemkab Lumajang dengan Badan Geologi ESDM pada Rabu (15/12/2021) lalu.
Dari hasil kajian kondisi geografis, kedua lokasi masuk zona aman, karena rendah terhadap potensi gempa. "Insyaallah lokasi Huntara yang akan dibangun nantinya juga akan jadi lokasi hunian tetap yang sedang kami siapkan juga," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Thoriqul menilai perlu mendengar lebih jauh kemauan warga terdampak. Menurutnya apa yang dipersiapkan harus sesuai dengan harapan masyarakat.
"Jadi kalau ada yang minta dijadikan tetap satu RT/RW dengan tempat tinggal yang lama kami akan usahakan bisa," ujarnya.
Sementara itu, hingga Kamis (16/12) tercatat 48 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB lalu. Selain itu tercatat pula 18 orang mengalami Luka Berat dan 17 orang lainnya Luka Ringan.
Erupsi sore itu mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya itu mengakibatkan kerusakan baik kerusakan baik parah maupun ringan di 21 Kecamatan di Lumajang. Tercatat 10.565 orang warga mengungsi akibat muntahan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Ribuan pengungsi tersebar di 151 titik pengungsian yang tersebar baik di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. 19 titik di antaranya terpusat, sedangkan 132 lainnya tersebar secara mandiri oleh masyarakat.