Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (kiri) dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kanan) menyikapi pelaksanaan pemilu 2024 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat. (IDN Times/Amir Faisol)
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (kiri) dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kanan) menyikapi pelaksanaan pemilu 2024 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Gus Yahya mengakui hubungannya dengan Gus Ipul sudah lama renggang

  • Hasil rapat koordinasi di Surabaya menunjukkan perwakilan PWNU se-Indonesia tidak ingin Gus Yahya mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU

  • Gus Yahya menegaskan tidak akan mundur dari jabatan Ketum PBNU, karena mendapatkan mandat 5 tahun dalam Muktamar NU ke-34

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Di tengah isu pemakzulan Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, ternyata juga muncul kerenggangan hubungan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Saat dikonfirmasi, Gus Yahya mengakui sudah lama tidak berhubungan dengan pria yang punya jabatan Menteri Sosial tersebut.

Gus Yahya menduga kalau Gus Ipul sibuk, sehingga tidak sempat menghubungi dirinya. Kendati demikian, ia mengklaim kalau hubungannya dengan mantan Wakil Gubenur Jawa Timur itu baik-baik diajak.

"Ya, sebetulnya baik-baik saja, mungkin ya perasaan saya sih, tapi dia mungkin terlalu sibuk enggak pernah menghubungi saya. Nah, saya enggak tahu," ujarnya usai rakor dengan PWNU se-Indonesia di Surabaya, Minggu (23/11/2025).

Bahkan, ketika ditanya terakhir kali berkomunikasi dengan Gus Ipul, Gus Yahya tidak ingat persis. Yang diingatnya hanya sudah lama tidak berhubungan. "Wah, sudah lama sekali," katanya.

Sementara mengenai hasil rakor soal risalah hingga pemakzulan, Gus Yahya mengatakan hasil rapat koordinasi di Surabaya, perwakilan PWNU se-Indonesia yang hadir tidak menghendaki dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU.

"Pertama-tama mereka mengatakan tidak mau saya mundur. Mereka khawatir saya mundur. Karena mereka dulu memilih saya, mereka akan kecewa kalau saya mundur," tuturnya.

Kakak kandung dari Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu juga menegaskan tidak akan mundur dari jabatan Ketum PBNU, meski isu pemakzulan terhadap dirinya kini menjadi sorotan publik.

"Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur, karena saya mendapatkan amanat dari Muktamar ini untuk 5 tahun. Ya, pada muktamar 34 yang lalu saya mendapatkan mandat 5 tahun," imbuhnya.

Sebagai informasi, Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021 - 2025 dalam Muktamar NU ke-34. Artinya, ia sebenarnya masih memiliki sekitar 1 tahun untuk memimpin organisasi islam terbesar di Indonesia ini.

"Akan saya jalani selama 5 tahun. Insyaallah saya sanggup. Saya tidak terbersit pikiran untuk mundur. Mereka kami persilakan konsolidasi, saya hanya menyampaikan supaya pemahaman mereka utuh," tegas Gus Yahya.

Sebelumnya, isu pemakzulan Gus Yahya dari jabatannya sebagai Ketum PBNU mencuat setelah Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang berlangsung di Hotel Aston City, Jakarta pada Kamis (19/11).

Dalam rapat yang dihadiri oleh 37 dari 53 Pengurus Harian Syuriah PBNU tersebut disimpulkan bahwa Gus Yahya harus mundur atau diberhentikan. Salinan risalah rapat tersebar luas di media sosial.

Risalah yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memuat lima poin. Pada poin terakhir, ditegaskan bahwa Gus Yahya diwajibkan mundur dari jabatan ketum PBNU segera dalam tiga hari.

”Jika dalam waktu 3 hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” bunyi risalah rapat tersebut. 

Editorial Team